Konten dari Pengguna

Sejarah Situs Ngandong yang Terletak di Kabupaten Blora

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
30 Desember 2024 15:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sejarah Situs Ngandong, Unsplash/Hulki Okan Tabak
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sejarah Situs Ngandong, Unsplash/Hulki Okan Tabak
ADVERTISEMENT
Sejarah Situs Ngandong menjadi dikenal oleh para ilmuwan berkat penemuan fosil-fosil manusia purba.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari situs an-nur.ac.id, Ngandong yang terletak di Blora, Provinsi Jawa Tengah, adalah situs penting untuk penemuan Homo erectus.
Fosil Homo erectus dari Ngandong mempunyai volume otak yang lebih besar dibandingkan dengan Homo erectus di Sangiran. Fosil tersebut ditemukan berusia 300.000 hingga 100.000 tahun yang lalu.

Sejarah Situs Ngandong

Ilustrasi Sejarah Situs Ngandong, Unsplash/A Perry
Dikutip dari situs blorakab.go.id, dalam sejarah Situs Ngandong, Ngandong adalah nama sebuah dusun yang terletak di tepi Sungai Bengawan Solo, tepatnya di Kecamatan Kradenan, Blora.
Letak situs yang satu ini jauh di pedalaman di tengah-tengah hutan jati. Bermula pada tahun 1931, saat Ter Haar mengadakan pemetaan di daerah tersebut, pada suatu lekukan Bengawan Solo ditemukan endapan teras yang mengandung fosil-fosil vertebrata.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari situs itb.ac.id, ekskavasi pada salah satu undakan yang berjarak 20 cm dari aliran sungai berhasil mendapatkan 2 tengkorak manusia purba.
Dalam sejarah Situs Ngandong, dengan bantuan dari Oppenoorth dan Von Koenigswald, ekskavasi dilanjutkan hingga tahun 1993.
Ekskavasi tersebut menghasilkan 12 tengkorak (calvaria) dan 2 tulang kering (tibia). Dikutip dari situs blorakab.go.id, temuan ini lantas dideskripsikan oleh Oppenoorth sebagai Homo soloensis.
Tengkorak Homo soloensis Ngandong memiliki ukuran besar dengan volume otak rata-rata 1.100 cc. Ciri yang lebih maju juga ditunjukkan oleh bentuk atap tengkorak yang lebih bulat dan juga lebih tinggi.
Jika dikaitkan dengan 3 tingkat evolusi yang pernah terjadi di Indonesia, Homo erectus Ngandong berada di bagian paling akhir posisi sehingga tengkorak-tengkorak itu adalah tengkorak Homo erectus yang paling maju dan paling berevolusi.
ADVERTISEMENT
Di Ngandong juga ditemukan sejumlah fosil mamalia. Kumpulan fosil mamalia tersebut sangat banyak dan beberapa di antaranya adalah bukti fauna yang pernah hidup di lingkungan vegetasi yang sangat terbuka.
Hal tersebut menggambarkan iklim yang lebih kering atau mungkin iklim yang lebih dingin dari keadaaan sekarang.
Dikutip dari situs itb.ac.id, fosil mamalia yang ditemukan di Situs Ngandong setelah diuji dengan menggunakan tes seri uranium menunjukkan umur yang sangat muda, yakni sekitar 53 hingga 27 ribu tahun yang lalu.
Sejarah Situs Ngandong menjadi bukti nyata keberadaan manusia purba yang pernah mendiami wilayah Nusantara. (Mey)