Konten dari Pengguna

Sejarah Situs Plumpungan di Salatiga, Jawa Tengah

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
16 Januari 2025 9:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sejarah Situs Plumpungan, Unsplash/Andreas Brunn
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sejarah Situs Plumpungan, Unsplash/Andreas Brunn
ADVERTISEMENT
Sejarah Situs Plumpungan menggambarkan jejak penting masa lalu yang menandai awal mula Salatiga sebagai bagian dari peradaban Jawa kuno.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari situs repository.uksw.edu, lokasi situs ini dari Salatiga arah utara menuju Bringin dengan jarak sekitar 3 km.
Situs Plumpungan tidak hanya sekadar batu tua tetapi mempunyai makna luar biasa untuk perjalanan sejarah di Pulau Jawa, khususnya Salatiga.

Sejarah Situs Plumpungan

Ilustrasi Sejarah Situs Plumpungan, Unsplash/Andreas Brunn
Dikutip dari situs repository.uksw.edu, dalam sejarah Situs Plumpungan diketahui bahwa Plumpungan adalah nama sebuah desa di Kelurahan Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, Salatiga, Jawa Tengah.
Di Desa Plumpungan inilah ditemukan sebuah prasasti batu yang bertuliskan huruf Jawa kuno dan berbahasa Jawa kuno.
Dikutip dari situs eprints.undip.ac.id, sejarah berdirinya Salatiga tertulis di sebuah prasasti di Dukuh Plumpungan yang kemudian lebih dikenal dengan Prasasti Plumpungan.
Prasasti ini berisi ketetapan hukum mengenai status tanah perdikan atau swatantra untuk suatu daerah yang ketika itu bernama Hampra dan kini bernama Salatiga.
ADVERTISEMENT
Perdikan adalah suatu daerah dalam kerajaan tertentu yang dibebaskan dari segala kewajiban pembayaran pajak atau pembayaran upeti.
Dalam sejarah Situs Plumpungan, dasar pemberian perdikan itu diberikan kepada desa atau daerah yang benar-benar berjasa kepada seorang raja.
Prasasti yang berhasil diterjemahkan oleh ahli epigraf Dr. J. G. de Casparis dan disempurnakan oleh Prof. Dr. R. Ng Poerbatjaraka ini diperkirakan dibuat pada hari Jumat, 24 Juli 750 Masehi.
Prasasti ini ditulis oleh seorang citralekha atau penulis dan dibantu oleh sejumlah pendeta. Di dalam prasasti tersebut terdapat sebuah tulisan yang kini sangat akrab terdengar di telinga orang Salatiga bahkan menjadi salah satu slogan Salatiga.
Tulisan itu adalah ‘Srir Astu Swasti Prajabhyah’ yang artinya adalah semoga bahagia, selamatlah rakyat sekalian. Atas dasar catatan prasasti ini, maka tanggal 24 Juli diperingati sebagai hari jadi Salatiga.
ADVERTISEMENT
Prasasti Plumpungan tertulis dalam batu besar berjenis andesit berukuran panjang 170 cm dan lebar 160 cm dengan garis lingkar 5 meter. Di lokasi Situs Plumpungan juga ditemukan lingga yoni dan patung yang dibuat di era Hindu.
Hingga saat ini, sejarah Situs Plumpungan tetap hidup dan dijaga sebagai warisan budaya yang berharga. (Mey)