Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.7
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Sejarah Soto Lamongan, Perpaduan Budaya dengan Cita Rasa yang Lezat
24 Maret 2025 9:41 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Soto Lamongan, hidangan berkuah kuning yang kaya rempah, telah menjadi ikon kuliner Indonesia. Kelezatannya yang khas tidak lepas dari sejarah panjang dan perpaduan budaya yang melatarbelakanginya. Inilah sejarah panjang soto Lamongan.
ADVERTISEMENT
Konon, soto ini berasal dari Dusun Kebontengah, Kecamatan Deket, Lamongan, Jawa Timur. Mengutip laman budaya-indonesia.org, keberadaannya tidak lepas dari keberadaan makam keramat leluhur, Buyut Bakal, yang dipercaya sebagai juru masak Sunan Giri.
Keberadaan tokoh tersebut menjadi salah satu faktor yang memengaruhi masyarakat untuk memilih berjualan soto sebagai mata pencaharian.
Sejarah Soto Lamongan
Mengutip buku Soto Nusantara : Aroma dan Kelezatan Warisan Kuliner Indonesia oleh Tajir Bumbu (2023) dan laman budaya-indonesia.org, sejarah soto Lamongan mulai populer pada era 1980-an hingga 1990-an.
Namun, sebelum mencapai popularitasnya, soto ini telah mengalami proses modifikasi yang panjang.
Para ahli kuliner menduga bahwa soto merupakan hasil akulturasi dari berbagai budaya, termasuk Tiongkok, Jawa, dan Belanda. Pengaruh budaya Tiongkok terlihat dari penggunaan bihun dan beberapa bumbu rempah.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, budaya Jawa tercermin dari penggunaan suwiran ayam kampung dan kuah kuning yang kaya rempah.
Pengaruh Belanda diduga hadir melalui teknik pengolahan dan penyajian yang lebih modern.
Salah satu ciri khas soto Lamongan adalah penggunaan "koya", yaitu campuran kerupuk udang dan bawang putih yang dihaluskan. Koya ini memberikan tekstur dan rasa gurih yang unik pada kuah soto.
Selain itu, soto Lamongan biasanya disajikan dengan taburan daun bawang, seledri, dan bawang goreng.
Soto Lamongan tidak hanya lezat, tetapi juga kaya akan nilai budaya. Hidangan ini sering disajikan dalam acara-acara penting, seperti pernikahan, khitanan, dan syukuran. Soto Lamongan juga menjadi simbol keramahan masyarakat Lamongan dalam menjamu tamu.
Kini, soto Lamongan telah menyebar ke berbagai penjuru Indonesia. Kelezatannya yang otentik dan harganya yang terjangkau membuat hidangan ini digemari oleh berbagai kalangan. Tak heran, soto Lamongan terus menjadi salah satu kuliner kebanggaan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu, variasi soto Lamongan pun semakin beragam. Ada yang menambahkan ceker ayam, telur rebus, atau bahkan daging sapi. Namun, cita rasa otentik soto Lamongan yang kaya rempah dan gurihnya koya tetap menjadi daya tarik utama.
Soto Lamongan bukan sekadar hidangan lezat, tetapi juga cerminan kekayaan budaya Indonesia. Perpaduan berbagai budaya dan cita rasa yang unik menjadikan soto Lamongan sebagai salah satu kuliner yang patut dilestarikan.