Konten dari Pengguna

Sejarah Sungai Ciliwung yang Menjadi Nadi Kehidupan Jakarta

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
3 Februari 2025 19:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sejarah Sungai Ciliwung. Foto: Pexels.com/Cihan Osman Tunceli
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sejarah Sungai Ciliwung. Foto: Pexels.com/Cihan Osman Tunceli
ADVERTISEMENT
Sejarah Sungai Ciliwung mencerminkan perjalanan panjang peradaban di wilayah yang kini dikenal sebagai Jakarta.
ADVERTISEMENT
Sungai ini memiliki peran penting dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pertahanan kerajaan hingga sumber penghidupan masyarakat.
Keberadaannya menjadi saksi bisu berbagai peristiwa bersejarah yang membentuk wajah ibu kota Indonesia saat ini.

Sejarah Sungai Ciliwung

Ilustrasi Sejarah Sungai Ciliwung. Foto: Pexels.com/Breno Souza
Berikut adalah sejarah Sungai Ciliwung yang telah menjadi bagian penting dari perkembangan wilayah yang kini dikenal sebagai Jakarta.
Mengutip dari p2k.stekom.ac.id, nama "Ciliwung" berasal dari bahasa Sunda, dengan "Ci" berarti air atau sungai, dan "Haliwung" yang memiliki beberapa interpretasi.
Beberapa sumber menyatakan bahwa "Haliwung" berarti keruh, sehingga "Ciliwung" diartikan sebagai "sungai keruh".
Sungai ini telah digunakan sejak zaman Kerajaan Pajajaran sebagai benteng alami dan sumber kehidupan.
Peran strategisnya terus berlanjut hingga era kolonial Belanda yang memanfaatkannya untuk transportasi serta pengendalian banjir.
ADVERTISEMENT
Sungai Ciliwung sejak dahulu memiliki nilai strategis bagi peradaban di sekitarnya. Pada masa Kerajaan Pajajaran, sungai ini menjadi pertahanan alami ibu kota Pakuan dari serangan Kesultanan Banten.
Aliran sungai yang membentang dari wilayah pegunungan hingga pesisir utara memberikan keuntungan geografis yang signifikan bagi kerajaan tersebut.
Ketika Belanda mulai menguasai Batavia, Sungai Ciliwung dijadikan sarana transportasi utama bagi kapal-kapal kecil yang membawa berbagai komoditas.
Selain itu, Belanda membangun Bendung Katulampa di Bogor untuk mengatur debit air dan mencegah banjir besar di Batavia.
Namun, eksploitasi sumber daya air yang berlebihan mulai menyebabkan pencemaran serta penyempitan aliran sungai.
Perubahan besar terjadi ketika Sungai Ciliwung menjadi saksi pertempuran antara pasukan Kesultanan Mataram dengan VOC pada tahun 1628 dan 1629.
ADVERTISEMENT
Sungai ini tidak hanya berfungsi sebagai jalur air tetapi juga menjadi saksi sejarah dalam perjuangan mengusir penjajah.
Seiring waktu, perkotaan berkembang pesat di sepanjang alirannya, menyebabkan perubahan signifikan pada ekosistem sungai.
Pada masa kini, Sungai Ciliwung menghadapi tantangan serius seperti pencemaran dan penyempitan akibat urbanisasi yang tidak terkendali.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengembalikan kejayaan sungai ini, termasuk program revitalisasi dan pelestarian lingkungan.
Kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan sungai menjadi kunci dalam upaya pelestarian ini.
Sungai Ciliwung tidak hanya menjadi saksi bisu perjalanan sejarah, tetapi juga cerminan dinamika sosial dan budaya masyarakat di sekitarnya.
Peranannya yang vital sejak masa lampau hingga kini menunjukkan betapa pentingnya sungai ini dalam membentuk identitas dan perkembangan wilayah Jakarta.
ADVERTISEMENT
Dengan memahami sejarah Sungai Ciliwung, diharapkan masyarakat dapat lebih menghargai dan berperan aktif dalam menjaga kelestariannya. Sungai ini bukan hanya aliran air, tetapi juga warisan budaya dan sejarah yang tak ternilai harganya. (Khoirul)