Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Konten dari Pengguna
Sejarah Takbiran Pertama Kali dan Perkembangannya di Indonesia
28 Maret 2025 18:43 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sejarah takbiran memiliki makna mendalam bagi umat Islam sebagai bentuk pengagungan kepada Allah Swt.
ADVERTISEMENT
Takbiran selalu dikumandangkan menjelang Hari Raya Idulfitri dan Idul Adha sebagai tanda kemenangan setelah menjalankan ibadah puasa atau kurban.
Tradisi ini telah ada sejak zaman Rasulullah saw., dan terus berkembang hingga menjadi bagian dari budaya Islam di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Sejarah Takbiran Pertama Kali dalam Islam
Sejarah takbiran bermula pada masa Rasulullah saw setelah disyariatkannya Idulfitri dan Idul Adha pada tahun kedua Hijriyah.
Dikutip dari buku Fiqh al-Sunnah, Sayyid Sabiq, 1997:496, disebutkan bahwa Rasulullah saw mengajarkan umat Islam untuk mengumandangkan takbir pada malam sebelum hari raya sebagai bentuk rasa syukur dan pengagungan kepada Allah Swt.
Berdasarkan buku Kitab al-Umm, Imam Syafi’i, 2003:175, dijelaskan bahwa takbir dilakukan sejak malam hingga sebelum pelaksanaan salat Id. Umat Islam dianjurkan untuk mengumandangkan takbir di rumah, masjid, maupun di jalanan.
ADVERTISEMENT
Rasulullah saw bersama para sahabat juga sering mengumandangkan takbir dengan suara lantang untuk menandakan datangnya hari raya.
Tradisi ini kemudian menyebar ke berbagai wilayah Islam dan menjadi bagian dari syiar keislaman yang diwariskan secara turun-temurun.
Dikutip dari buku Sunan Abu Dawud, 1996:567, dijelaskan bahwa takbir pada malam Idulfitri dan Idul Adha merupakan salah satu bentuk ibadah yang dianjurkan untuk memperkuat rasa syukur kepada Allah Swt.
Perkembangan Takbiran di Indonesia
Sejarah takbiran di Indonesia memiliki keunikan tersendiri yang berbeda dengan negara lain.
Berdasarkan buku Islam dan Tradisi Nusantara, Azyumardi Azra, 2005:212, disebutkan bahwa tradisi takbiran di Nusantara mulai berkembang sejak masuknya Islam pada abad ke-13 melalui para ulama dan saudagar dari Timur Tengah.
ADVERTISEMENT
Pada masa Kesultanan Demak, takbiran dilakukan di masjid-masjid dan alun-alun dengan tabuhan bedug serta lantunan takbir yang menggema di seluruh negeri.
Hingga kini, tradisi ini masih lestari dengan berbagai inovasi seperti takbir keliling menggunakan obor, kendaraan hias, serta gema takbir yang disiarkan melalui media elektronik.
Dijelaskan bahwa tradisi takbiran di Indonesia memiliki unsur budaya yang kuat, seperti penggunaan alat musik tradisional dan pawai takbir yang melibatkan masyarakat luas.
Sejarah takbiran telah menjadi bagian dari budaya Islam yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Perkembangannya di Indonesia mencerminkan kekayaan budaya Islam yang tetap menjaga nilai-nilai keislaman. Tradisi ini bukan sekadar perayaan, tetapi juga wujud syukur dan kebersamaan umat Islam dalam menyambut hari kemenangan. (Anggie)
ADVERTISEMENT