Konten dari Pengguna

Sejarah Tape Singkong, Warisan Leluhur yang Tak Lekang oleh Waktu

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
22 November 2024 23:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sejarah Tape Singkong, Freepik/Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sejarah Tape Singkong, Freepik/Freepik
ADVERTISEMENT
Sejarah tape singkong adalah kisah panjang tentang pemanfaatan sumber daya lokal menjadi makanan lezat dan bergizi.
ADVERTISEMENT
Sejak zaman dahulu, masyarakat Indonesia khususnya di daerah pedesaan telah mengenal dan mengolah singkong menjadi berbagai macam makanan, salah satunya adalah tape.
Makanan ini tidak hanya menjadi camilan yang lezat, tetapi juga menjadi warisan leluhur yang tak lekang oleh waktu.

Sejarah Tape Singkong

Ilustrasi Sejarah Tape Singkong, Pixabay/TOMCHIPONGE
Sejarah tape singkong sejak awal sudah menunjukkan kearifan lokal dalam mengelola sumber daya alam dan menjaga ketahanan pangan.
Proses pembuatan tape yang sederhana dan bahan baku yang mudah didapat membuatnya menjadi makanan yang terjangkau dan mudah diakses oleh masyarakat.
Mengutip kebudayaan.kemdikbud.go.id, selama masa penjajahan, singkong dikenal sebagai pengganti nasi, terutama ketika akses terhadap beras sulit diperoleh.
Produksi singkong yang melimpah terkadang menyebabkan sebagian dari singkong tidak terpakai dan menjadi busuk. Untuk menghindari hal ini, pengolahan dan pengawetan singkong menjadi solusi yang efektif.
ADVERTISEMENT
Kemudian masyarakat berinisiatif mengolah singkong melalui proses fermentasi dengan menggunakan ragi. Proses ini menghasilkan kuliner khas yang dikenal dengan nama tape singkong.
Pencarian metode pengawetan ini telah ada sejak tahun 1800-an. Kualitas singkong yang diolah dengan cara ini menjadikannya tidak hanya lezat, tetapi juga terkenal di kalangan masyarakat, terutama di daerah Jawa.
Tape singkong memiliki cita rasa yang unik dan khas. Proses fermentasi memberikan karakteristik tersendiri yang membuatnya diminati banyak orang.
Selain sebagai makanan ringan, tape singkong juga sering disajikan dalam berbagai acara tradisional dan perayaan.
Keberadaan tape singkong dalam budaya lokal mencerminkan kreativitas masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada.
Singkong yang dulunya dianggap sebagai makanan alternatif, kini telah bertransformasi menjadi kuliner yang memiliki nilai ekonomis dan budaya yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Seiring berjalannya waktu, tape singkong tidak hanya dinikmati oleh warga setempat, tetapi juga mulai dikenal di kalangan wisatawan.
Banyak orang yang tertarik untuk merasakan kelezatan tape singkong yang autentik, sehingga mendorong munculnya usaha-usaha kecil yang memproduksi tape singkong di rumahan.
Itulah sejarah tape singkong, perjalanan panjang sebuah makanan sederhana yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kekayaan kuliner Nusantara. (Suci)