Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Sejarah Tradisi Nyorog di Betawi
13 Januari 2025 20:07 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tradisi ini mencerminkan nilai-nilai luhur masyarakat Betawi yang menjunjung tinggi kebersamaan, penghormatan kepada keluarga, dan kepedulian terhadap sesama.
Meski waktu dan modernisasi telah mengubah banyak aspek kehidupan, nyorog tetap menjadi simbol eratnya hubungan kekeluargaan dan komunal dalam budaya lokal.
Sejarah Tradisi Nyorog
Tradisi ini melibatkan kegiatan berbagi bingkisan berupa berbagai kebutuhan pokok, seperti bahan makanan mentah, gula, susu, kopi, ikan bandeng, dan daging kerbau kepada anggota keluarga, kerabat, atau tetangga terdekat.
Dalam beberapa kasus, bingkisan yang diberikan juga bisa berupa makanan khas Betawi yang disajikan dalam wadah tradisional seperti rantang, contohnya adalah sayur gabus pucung, yang menjadi ciri khas dalam tradisi nyorog ini.
ADVERTISEMENT
Makanan-makanan ini tidak hanya sekadar pemberian, tetapi mengandung makna mendalam yang berkaitan dengan rasa syukur dan kebersamaan.
Tujuan utama dari tradisi nyorog adalah untuk mengingatkan masyarakat bahwa bulan suci Ramadan akan segera tiba dan menjadi momen yang tepat untuk mempererat hubungan antaranggota keluarga dan kerabat.
Tradisi ini juga menjadi ajang untuk saling berbagi kebahagiaan serta menjaga tali silaturahmi. Dalam konteks yang lebih luas, nyorog menjadi salah satu cara masyarakat Betawi menunjukkan rasa peduli dan kasih sayang terhadap orang-orang terdekat mereka.
Berbagi makanan dan bingkisan menjelang Ramadan dianggap sebagai salah satu bentuk ungkapan syukur sekaligus tradisi yang memperkuat ikatan sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak hanya sekadar ritual berbagi, sejarah tradisi nyorog juga mencerminkan pentingnya menjaga hubungan harmonis di tengah keluarga dan komunitas.
ADVERTISEMENT
Ini adalah simbol dari nilai-nilai kekeluargaan dan persaudaraan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Betawi.
Masyarakat yang menjalankan tradisi ini tidak hanya berbagi secara materi, tetapi juga memperlihatkan komitmen mereka terhadap pentingnya memperkuat hubungan sosial, menjaga kesatuan, dan melestarikan tradisi yang telah turun-temurun diwariskan oleh nenek moyang mereka.
Dengan demikian, sejarah tradisi nyorog memiliki kedalaman makna yang lebih dari sekadar memberikan bingkisan.
Ia berfungsi sebagai pengingat tentang pentingnya berbagi, menjaga kebersamaan, dan mempererat hubungan keluarga serta masyarakat, terutama menjelang Ramadan dan Lebaran.
Tradisi ini terus hidup dan berkembang, membawa nilai-nilai budaya Betawi yang kaya, sekaligus mengingatkan kita akan pentingnya melestarikan warisan budaya dalam kehidupan yang terus berubah. (DANI)
Baca juga: Sejarah dan Tokoh Perjanjian Roem Royen
ADVERTISEMENT