Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Sejarah Tradisi Ziarah Kubur saat Lebaran dan Pelaksanaannya di Berbagai Daerah
1 April 2024 21:44 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sejarah tradisi ziarah kubur saat lebaran sudah menjadi hal yang banyak dilakukan masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Mari Ziarah Kubur oleh Abdurrahman Misno, ziarah kubur merupakan tradisi yang ada sejak zaman dahulu kala. Tradisi ini dilakukan hampir seluruh lapisan masyarakat karena menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan sosial masyarakat Indonesia.
Lantas, bagaimana sejarah tradisi ziarah kubur?
Sejarah Tradisi Ziarah Kubur saat Lebaran
Ziarah kubur menjadi salah satu tradisi ketika lebaran, seperti halal bihalal dan mudik. Tradisi ini dilakukan dengan memanjatkan doa untuk orang tua maupun keluarga yang sudah tiada.
Berziarah dilakukan dengan memohonkan ampun dosa-dosa yang dilakukan almarhum selama hidup serta meminta supaya amal baik almarhum diterima.
Tradisi ziarah kubur bermula dari adanya keyakinan untuk memberi penghormatan pada nenek moyang atau leluhur. Datangnya Islam membalut tradisi tersebut dengan ajaran Islam.
ADVERTISEMENT
Datangnya bulan Ramadhan dianggap sebagai momen untuk memperbanyak ibadah. Sebagian masyarakat menganggap ziarah kubur sebagai salah satu ibadah dan menjadi cara untuk bersilaturahmi dengan kerabat yang telah meninggal.
Adanya momen libur Lebaran banyak dimanfaatkan para perantau untuk mudik ke kampung halaman. Waktu tersebut juga mereka gunakan untuk mengunjungi saudara yang sudah tiada.
Pelaksanaan Tradisi Ziarah Kubur
Setiap daerah mempunyai cara tersendiri dalam melaksanakan tradisi ziarah kubur, salah satunya masyarakat Lombok. Mereka mengenal ziarah kubur dengan istilah "lalo ziarah aneng makam" yang dilakukan dengan mengunjungi kuburan keluarga atau tokoh yang dianggap keramat.
Tidak hanya berziarah, masyarakat sasak juga menggelar sejumlah ritual seperti potong rambut anak balita yang disebut ngurisag. Umumnya, peziarah menyampaikan doa dan nazar di makam supaya permintaannya segera dikabulkan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, masyarakat Desa Saleh Mulya mempunyai tata cara yang harus dilakukan saat ziarah kubur. Tata cara bermula dari berwudhu, mengucap salam di pintu masuk pemakaman, membuka sandal atau sepatu, lalu duduk di samping kuburan sambil membaca doa.
Setelah itu, peziarah dapat meletakkan bunga. Selama berdoa, peziarah tidak boleh meminta apapun pada ahli kubur melainkan mendoakan almarhum.
Nah, itu dia sekilas pembahasan mengenai sejarah tradisi ziarah kubur saat lebaran beserta hukumnya. (LAU)