Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sejarah Waduk Cirata dan Perannya dalam Pembangunan Energi
22 Desember 2024 19:48 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sejarah Waduk Cirata dimulai pada tahun 1983, ketika pembangunan proyek besar ini dimulai dengan tujuan utama untuk mendukung penyediaan energi listrik di wilayah Jawa-Bali.
ADVERTISEMENT
Keberadaannya kini menjadi simbol kemajuan infrastruktur, serta menyuguhkan pesona alam yang menarik bagi wisatawan.
Sejarah Waduk Cirata
Sejarah Waduk Cirata dibangun mulai pada tahun 1983 dan selesai pada tahun 1988. Proyek ini dibangun di Sungai Citarum, salah satu sungai terpanjang di Jawa Barat, dengan tujuan utama menyediakan energi listrik melalui pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Waduk ini memiliki kapasitas tampung yang sangat besar, yaitu sekitar 1,1 milyar meter kubik, dengan luas genangan mencapai 13.500 hektar.
Proyek Waduk Cirata adalah bagian dari upaya pemerintah Indonesia untuk memperkuat infrastruktur energi, terutama untuk memenuhi kebutuhan listrik yang terus berkembang di wilayah Jawa-Bali.
Waduk ini merupakan bagian dari sistem pembangkit listrik tenaga air yang lebih besar, yang mencakup Waduk Jatiluhur dan Waduk Saguling. Ketiganya saling mendukung dalam menghasilkan daya listrik yang stabil dan dapat diandalkan.
ADVERTISEMENT
Perannya dalam Pembangunan Energi
Dikutip dari jurnal PLTS Terapung di Waduk Cirata Terbesar Se-Asia Tenggara. Media Indonesia oleh Sunarya, 2020 waduk Cirata yang merupakan fungsi utama sebagai pembangkit listrik akan didirikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PTLS).
Terapung Waduk Cirata di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat yang akan di bangun 2021 dan merupakan PLTS terapung pertama di Indonesia dan terbesar di ASEAN.
Sebagai salah satu pembangkit listrik tenaga air terbesar di Indonesia, Waduk Cirata memainkan peran vital dalam penyediaan energi listrik. Waduk ini menggerakkan turbin untuk menghasilkan listrik yang disalurkan ke jaringan distribusi.
Dengan kapasitas terpasang sekitar 1.008 MW, PLTA Cirata mampu menghasilkan listrik yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan konsumsi energi di kawasan tersebut.
ADVERTISEMENT
Keberadaan Waduk Cirata juga sangat penting dalam menjaga ketahanan energi Indonesia. Sebagai sumber energi terbarukan, tenaga air menawarkan alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan pembangkit listrik berbahan bakar fosil.
Pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan ini mendukung upaya Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan menurunkan emisi gas rumah kaca.
Berkaitan dengan pengembangan PLTS, Waduk Cirata memiliki potensi untuk menjadi daya tarik ekowisata.
Menurut The International Ecotourism Society, ekowisata dapat diartikan sebagai perjalanan wisata alam yang bertanggung jawab, yang dilakukan dengan cara melestarikan lingkungan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Selain itu, ekowisata juga memberikan nilai edukatif, tidak hanya bagi para wisatawan, tetapi juga untuk pengelola wisata dan masyarakat lokal.
ADVERTISEMENT
Sejarah Waduk Cirata bukan hanya sekadar proyek infrastruktur besar, tetapi juga merupakan simbol penting dalam upaya Indonesia mengembangkan energi terbarukan dan memastikan pasokan energi yang stabil untuk mendukung kemajuan ekonomi. (shr)
Baca juga : Sejarah Danau Toba, Mitos, dan Fakta Menariknya