Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sejarah Waduk Riam Kanan sebagai Objek Wisata Alam di Banjar
23 Desember 2024 19:16 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Di Kabupaten ini memiliki banyak potensi wisata alam yang menjanjikan, termasuk keberadaan Waduk Riam Kanan.
Destinasi menarik lainnya meliputi Bukit Matang Kaladan, Sungai Martapura, dan Taman Hutan Raya Sultan Adam, serta berbagai tempat wisata alam lainnya yang tak kalah menawan.
Lokasi dan Fungsi Utama Waduk Riam Kanan
Mengutip dari situs banjarkab.go.id, sejarah Waduk Riam Kanan memiliki luas sekitar 8.000 hektare dengan fungsi utama sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kalimantan Selatan.
Selain itu, keindahan alam waduk ini menjadikannya destinasi wisata favorit. Panorama danau yang luas, lembah, serta bukit hijau di sekelilingnya menawarkan pemandangan menakjubkan. Aktivitas olahraga air juga sering dilakukan di sini.
Namun, di balik keindahan sebagai objek wisata alam, proses pembangunan waduk ini memiliki sejarah.
ADVERTISEMENT
Sejarah Waduk Riam Kanan
Dikutip dari situs meratusgeopark.org, sejarah Waduk Riam Kanan mencakup dua peristiwa penting.
1. Proses Pembangunan
Pembangunan Waduk Riam Kanan ini dipelopori oleh Ir.P.M. Noor selaku Gubernur pertama di Kalimantan Selatan. Proses pembangunan waduk ini berlangsung selama satu dekade. Dimulai pada tahun 1963 dan selesai pada 1973.
Pembangunan waduk ini diresmikan oleh Presiden Soeharto dengan nama Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Riam Kanan. Tujuan pembangunan waduk ini adalah untuk menjamin pasokan listrik untuk wilayah Banjarmasin dan sekitarnya.
2. Menenggelamkan Sembilan Desa
Pembangunan waduk ini tidak terlepas dari pengorbanan besar. Sembilan desa harus ditenggelamkan untuk memungkinkan proyek ini terwujud.
Desa tersebut di antaranya: Tiwingan Lama, Tiwingan Baru, Kalaan, Banua Riam, Bunglai, Rantau Balai, Rantau Buju, Apuai, dan Minunggul. Sungai yang menjadi sumber utama waduk ini berasal dari Pegunungan Meratus.
ADVERTISEMENT
Itulah sejarah Waduk Riam Kanan. Di balik keindahan alam yang memukau, ada cerita panjang tentang pembangunan yang memakan waktu dan pengorbanan besar dari masyarakat sekitar.
Sampai saat iini, waduk ini tetap menjadi ikon penting yang membawa manfaat besar bagi masyarakat dan pariwisata setempat. (Bren/Rz)