Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.9
Konten dari Pengguna
Sejarah Wisata Kete Kesu, Desa Adat Toraja yang Mendunia
8 April 2025 19:10 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sejarah wisata Kete Kesu berakar dari kekayaan budaya dan tradisi masyarakat Toraja yang telah terjaga selama berabad-abad.
ADVERTISEMENT
Terletak di wilayah Tana Toraja, Sulawesi Selatan, desa adat ini menyuguhkan pemandangan autentik berupa rumah-rumah tongkonan yang khas, lumbung padi tradisional, serta kompleks pemakaman batu yang unik.
Keindahan dan keaslian Kete Kesu menjadikannya daya tarik tersendiri bagi para pelancong, baik dari dalam maupun luar negeri.
Sejarah Wisata Kete Kesu
Dikutip dari laman wonderfulimages.kemenparekraf.go.id, sejarah wisata Kete Kesu dimulai dari keberadaannya sebagai desa tradisional di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, yang terkenal karena kekayaan budaya dan adat istiadatnya yang masih lestari.
Di desa ini, terdapat peninggalan arkeologis berupa sisa-sisa manusia purba yang dikenal sebagai oky kete kesu, yang diyakini berasal dari Salodong dan memiliki saudara kembar bernama Nunang Tongkonan.
Selain itu, terdapat pula kuburan batu kuno yang diperkirakan telah berusia lebih dari 500 tahun. Kuburan tersebut berbentuk menyerupai perahu dan menyimpan tengkorak serta tulang manusia.
ADVERTISEMENT
Sebagian besar makam tersebut berada menggantung di tebing atau dalam gua, dan beberapa lainnya merupakan makam bangsawan yang dibangun dengan gaya megah. Keunikan inilah yang menjadi bagian penting dalam sejarah wisata Kete Kesu.
Kete Kesu terletak sekitar 4 kilometer dari Rantepao dan dikelilingi oleh padang rumput serta sawah. Di desa ini berdiri rumah adat khas Tana Toraja, yaitu Tongkonan, yang beberapa di antaranya telah berusia sekitar 300 tahun.
Tongkonan tersebut berhadapan dengan lumbung-lumbung padi kecil. Terdapat enam Tongkonan dan dua belas lumbung di desa ini, serta tanah upacara yang dihiasi oleh dua puluh batu menhir.
Salah satu rumah adat bahkan difungsikan sebagai museum yang menyimpan benda-benda adat kuno seperti ukiran, senjata tradisional, keramik, patung, kain Cina, hingga bendera Merah Putih yang konon merupakan yang pertama dikibarkan di Toraja.
ADVERTISEMENT
Selain itu, terdapat pusat pelatihan pembuatan kerajinan bambu. Keahlian masyarakat dalam seni pahat dan lukis juga menjadikan desa ini sebagai tempat penjualan suvenir dan karya seni khas Toraja.
Berbagai upacara adat seperti Rambu Solo dan Rambu Tuka rutin digelar, terutama pada bulan Juni hingga Desember, menambah daya tarik sejarah wisata Kete Kesu.
Di area pemakaman desa, terlihat peti mati tradisional atau erong yang digantung di tebing. Beberapa di antaranya sudah diberi jeruji besi untuk mencegah pencurian patung jenazah (tau-tau).
Peti mati ini memiliki bentuk unik seperti perahu, kerbau, dan babi yang dihiasi ukiran khas. Semua ini menjadikan kawasan ini sebagai salah satu pusat penting dalam sejarah wisata Kete Kesu. (DANI)
ADVERTISEMENT
Baca Juga: Sejarah Goa Maharani dan Mitosnya