Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Siapa Raja Maritim Hindu Buddha yang Mengajarkan Toleransi? Ini Jawabannya
4 Oktober 2023 23:15 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Toleransi Hindu Buddha sebelumnya tidak diberlakukan di wilayah Indonesia. Namun, semenjak ada beberapa raja, hal ini mulai diberlakukan. Raja maritim Hindu Buddha yang mengajarkan toleransi adalah Rakai Panangkaran dan Samaratungga, serta Rakai Pikatan.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya toleransi bukan hanya berlaku untuk agama Hindu-Budha, namun untuk semua agama termasuk agama Islam. Hal ini juga yang membuat toleransi agama adalah hal yang sangat penting di Indonesia dan selalu diperhatikan hingga sekarang.
Dikutip dari buku Takhta Raja-raja Jawa karya Dwi Lestari, di bawah ini terdapat beberapa raja Maritim Hindu Buddha yang berhasil mengajarkan toleransi.
Raja Maritim Hindu Buddha yang Mengajarkan Toleransi
Toleransi beragama di Indonesia bukan suatu hal yang baru, namun sudah ada sejak zaman dahulu. Apalagi sudah ada beberapa raja maritim yang mengajarkan toleransi Hindu Buddha sejak saat itu.
Siapa raja maritim tersebut? Raja maritim Hindu Buddha yang mengajarkan toleransi adalah Rakai Panangkaran dan Samaratungga, serta Rakai Pikatan.
ADVERTISEMENT
Sejak masa Kerajaan Hindu-Buddha, kerukunan antar umat beragama masyarakat Indonesia sudah tercipta. Contohnya pada masa Kerajaan Mataram Kuno di Jawa bagian tengah yang telah tumbuh subur agama Hindu dan Buddha.
Keberadaan dua keleecayini tidak lantas membawa konflik beragama, justru memberikan sumbangsih bagi peradaban baru Nusantara. Kerajaan Mataram Kuno yang diperintah oleh dua wangsa, yaitu Wangsa Sanjaya dan Wangsa Syailendra, yang beragama Hindu Siwa.
Menurut Prasasti Kalasan, Rakai Panangkaran memberikan izin kepada umat Buddha untuk membangun candi. Ia dianugerahi desa Kalasan kepada komunitas Buddha untuk memelihara dan membiayai Candi Kalasan yang dibangun untuk memuliakan Bodhisattwadewi Tara.
Sama dengan pembangunan Candi Borobudur di masa pemerintahan Raja Samaratungga yang melibatkan para pemeluk agama Hindu di wilayah kedu. Hal ini dapat dilihat dari posisi candi yang dikelilingi oleh candi-candi Hindu seperti, Gunung Wukir, Gunung Sari, Selogriyo, dan Sengi.
ADVERTISEMENT
Puncaknya yaitu ketika pernikahan Rakai Pikatan yang memeluk agama Hindu Siwa dengan Pramodawardhani dari Wangsa Syailendra yang beragama Buddha Mahayana. Ada dampak besar dari peristiwa ini bagi keberlangsungan kerukunan antar umat beragama masyarakat Mataram Kuno.
Jadi dapat disimpulkan bahwa raja maritim Hindu Buddha yang mengajarkan toleransi ada tiga, yaitu Rakai Panangkaran, Samaratungga, dan Rakai Pikatan. Hal ini juga yang membuat kerukunan antar umat beragama di Indonesia tercipta hingga saat ini. (DSI)