Siapakah Pengganti Muhammad Al-Fatih setelah Meninggal Dunia?

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
Konten dari Pengguna
3 April 2024 22:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi siapakah pengganti Muhammad Al-Fatih setelah meninggal dunia. Sumber: Konevi/pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi siapakah pengganti Muhammad Al-Fatih setelah meninggal dunia. Sumber: Konevi/pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Muhammad Al-Fatih adalah salah satu Sultan Turki Ottoman yang terkenal dan mendapatkan gelar berupa Mehmed II. Lantas, siapakah pengganti Muhammad Al-Fatih setelah meninggal dunia? Penggantinya adalah putranya yang bernama Bayezid II.
ADVERTISEMENT
Al-Munyawi dalam Muhammad Al-Fatih: Penakluk Konstantinopel menyebutkan bahwa Muhammad Al-Fatih terkenal karena keberhasilannya dalam menaklukkan Konstantinopel yang saat itu menjadi wilayah kekuasaan Romawi.
Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai siapakah pengganti Muhammad Al-Fatih setelah meninggal dunia, simak penjelasannya dalam artikel berikut.

Biografi Muhammad Al-Fatih

Ilustrasi siapakah pengganti Muhammad Al-Fatih setelah meninggal dunia. Sumber: Selim Çetin/pexels.com
Sebelum membahas lebih lanjut seputar siapakah pengganti Muhammad Al-Fatih setelah meninggal dunia, sebaiknya cari tahu dulu biografinya. Muhammad Al-Fatih atau Sultan Mehmed II adalah salah satu pemimpin Turki Ottoman yang terkenal.
Hal itu karena keberhasilannya dalam menaklukkan Konstantinopel yang sebelumnya merupakan wilayah Kekaisaran Romawi. Muhammad Al-Fatih dilahirkan di Kota Edirne, Turki tanggal 30 Maret 1432.
Ayahnya termasuk salah satu sultan di Kekaisaran Turki Utsmaniyah, yakni Sultan Murad II, sedangkan ibunya bernama Huma Hatun. Sejak kecil, dirinya memperoleh pendidikan yang baik dan menguasai sejumlah bahasa, seperti bahasa Arab, Yunani, Latin, Persia, hingga Italia.
ADVERTISEMENT
Dirinya juga telah menjadi gubernur di Kota Manisa sejak usia 11 tahun dan menjadi sultan di usia 12 tahun untuk menggantikan ayahnya yang ingin pensiun.
Sayangnya, dua tahun kemudian Muhammad Al-Fatih turun takhta akibat musuh ayahnya yang melanggar perjanjian perdamaian. Alhasil, ayahnya pun kembali naik takhta.

Muhammad Al-Fatih Menaklukkan Konstantinopel

Sepeninggal ayahnya, Muhammad Al-Fatih diangkat untuk yang kedua kalinya menjadi sultan di usia 19 tahun. Semasa menjadi sultan, Muhammad Al-Fatih telah berniat untuk menaklukkan Konstantinopel, ibu kota Bizantium sejak awal.
Konstantinopel dikenal sebagai pusat agama Kristen Ortodoks dan wilayah kekuasaan Romawi Timur. Di samping itu, Konstantinopel mempunyai dinding Theodosia yang sulit untuk ditembus.
Muhammad Al-Fatih pun berupaya untuk menaklukkan Muhammad Al-Fatih dengan mengerahkan sekitar 100.000 tentara untuk mengepung kota tersebut.
ADVERTISEMENT
Pengepungan tersebut dilakukan di darat maupun laut dengan berbagai taktik cerdik dari Muhammad Al-Fatih. Muhammad Al-Fatih pun berhasil menaklukkan Konstantinopel pada 29 Mei 1453.

Pengganti Muhammad Al-Fatih setelah Meninggal Dunia

Muhammad Al-Fatih meninggal dunia di usia 49 tahun akibat sakit asam urat. Dirinya dimakamkan di area Kompleks Masjid Fatih.
Lantas, siapa pengganti Muhammad Al-Fatih setelah meninggal dunia? Usai Muhammad Al-Fatih wafat, Bayezid II selaku putranya pun menggantikan takhta tersebut.
Demikian beberapa informasi mengenai Muhammad Al-Fatih sebagai penakhluk Konstantinopel dan penggantinya. [ENF]