Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Sikap Rakyat Maluku pada Awal Kedatangan Portugis dan Spanyol
12 Februari 2024 20:57 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Bangsa Portugis dan Spanyol tiba di Indonesia pertama kali di kawasan Maluku. Bagaimana sikap rakyat Maluku pada awal kedatangan Portugis dan Spanyol? Semula, masyarakat Maluku menyambut mereka dengan hangat.
ADVERTISEMENT
Mansyur dalam Jejak Tata Niaga Rempah-Rempah dalam Jaringan Perdagangan Masa Kolonial di Maluku menyebutkan bahwa ketika bangsa Portugis datang ke Maluku, masyarakat melakukan perlawanan akibat dirugikan dari perdagangan rempah-rempah.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai bagaimana sikap rakyat Maluku pada awal kedatangan Portugis dan Spanyol, simak selengkapnya di artikel berikut.
Bagaimana Sikap Rakyat Maluku pada Awal Kedatangan Portugis dan Spanyol?
Salah satu tujuan bangsa Eropa, seperti Portugis dan Spanyol datang ke Indonesia adalah untuk mencari rempah-rempah. Nah, kedua negara tersebut tiba di Indonesia pertama kali di kawasan Maluku.
Lantas, bagaimana sikap rakyat Maluku pada awal kedatangan Portugis dan Spanyol? Pada awalnya, masyarakat Maluku menyambut dengan baik kedatangan kedua negara ini.
Namun, setelah menyadari jika mereka mempunyai niatan untuk mencari rempah-rempah, rakyat Maluku pun akhirnya melakukan perlawanan.
ADVERTISEMENT
Berikut ini adalah beberapa bentuk sikap rakyat Maluku pada awal kedatangan Portugis dan Spanyol:
1. Portugis
Bangsa Portugis tiba di Maluku pada 1512. Kala itu, Kesultanan Ternate berada di bawah kepemimpinan Sultan Bayanullah. Pada awal kedatangan Portugis, Sultan Bayanullah mengadakan diskusi dengan Fransisco Serrao.
Diskusi tersebut pun menghasilkan kebijakan yang ternyata merugikan Kesultanan Ternate, seperti mengizinkan pendatang Portugis untuk membangun benteng di kawasan Ternate.
Rakyat Maluku pun merasa resah akibat kedekatan Sultan dengan pihak Portugis karena takut jika ada keikutcampuran terhadap kebijakan kerajaan. Hal itu membuat Sultan Bayanullah pun diracul oleh rakyatnya sendiri. Kondisi tersebut berlanjut sampai akhirnya bangsa Portugis diusir dari Maluku.
2. Spanyol
Tak lama setelah kedatangan Portugis, bangsa Spanyol juga tiba di kawasan Maluku, tepatnya pada 6 November 1521. Spanyol tiba di Tidore untuk melakukan perdagangan rempah-rempah dengan Sultan Tidore.
ADVERTISEMENT
Semula, kedatangan bangsa Spanyol ini disambut baik oleh Sultan Tidore. Namun, rakyat pun menyadari jika kedatangan bangsa ini bisa merugikan wilayahnya.
Di sisi lain, bangsa Portugis yang lebih dulu tiba di Maluku pun menganggap jika Spanyol melanggar Perjanjian Tordesillas. Hal ini mendorong terjadinya pertempuan antara Spanyol-Tidore dan Portugis-Ternate.
Demikian penjelasan mengenai bagaimana sikap rakyat Maluku pada awal kedatangan Portugis dan Spanyol. [ENF]