Konten dari Pengguna

Suku Gayo: Asal Usul hingga Tradisi yang Masih Dijalankan

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
7 April 2023 11:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi suku Gayo. Sumber foto Pixabay, fotografer Sasin Tipchai
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi suku Gayo. Sumber foto Pixabay, fotografer Sasin Tipchai
ADVERTISEMENT
Suku Gayo adalah masyarakat asli dari Dataran Tinggi Gayo yang terletak di Provinsi Aceh bagian Tengah. Suku tersebut menjadi kelompok etnis di Pulau Sumatera dan mewarnai keragaman bangsa Indonesia.
ADVERTISEMENT

Asal Usul Suku Gayo dan Tradisi yang Dijalankan

Ilustrasi suku Gayo. Sumber foto Pixabay, fotografer inno kurnia
Dikutip dari buku Merangkai Identitas Gayo yang ditulis Ketut Wiradnyana dan Taufiqurrahman Setiawan (2011), penduduk Gayo menganut paham patrilineal yang artinya, dalam satu rumah ditempati satu keluarga batih. Saat ada keluarga baru, mereka akan membuat rumah di sekitar rumah induk.
Asal usul suku Gayo masuk ke dalam golongan ras Proto Melayu yang berasal dari India. Menurut versi literatur melayu, suku tersebut berkaitan dengan penolakan masyarakat untuk masuk Islam.
Saat ini, suku Gayo mendiami tiga kabupaten. Yaitu Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues dan menjalani tradisi yang masih dijalankan.

1. Pepongoten

Pepongoten adalah tradisi lisan suku Gayo yang sudah dijalankan sejak abad ke-11 sebelum Islam masuk ke tanag Gayo. Tradisi tersebut berupa ratapan berirama yang dilakukan saat acara pernikahan maupun kematian penduduknya. Tradisi tersebut dilakukan dengan menangis yang disampaikan oleh perempuan Gayo.
ADVERTISEMENT

2. Pacuan Kuda

Tradisi pacuan kuda tradisional masih berlangsung satu tahun sekali yang diadakan bersama pesta rakyat. Tradisi unik ini menarik perhatian masyarakat dunia karena kuda-kuda pacuannya adalah kuda yang berfungsi untuk pembajak sawah.
Tradisi pacuan kuda selalu meriah dihadiri masyarakat sekitar dan masyarakat luar karena dilangsungkan di Takengon.

3. Tradisi Bejamu Saman

Tradisi Bejamu Saman atau roa lo roa adalah pergelaran Saman selama dua hari dua malam. Tradisi unik itu berupa 2 kampung yang tampil bersama dan berbagi peran sebagai tuan rumah dan tamu.
Bejamu Saman dilaksanakan dengan cara mengirimkan pemuda desa terpilih untuk meminang desa lain sebagai rekan Bejamu Saman. Menariknya lagi, setiap anggota penampil tamu bisa tinggal sebagai saudara di rumah anggota penampil tuan rumah.
ADVERTISEMENT
Setiap tradisi suku Gayo lekat di hati masyarakat Gayo, bahkan tradisi Bejamu Saman memiliki nilai-nilai persaudaraan yang bisa diwariskan ke generasi penerus untuk hidup rukun dan berdampingan.
Itulah beberapa tradisi suku Gayo yang menjadi warisan budaya Indonesia. (ASP)