Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Suku Moi, Suku Eksotik yang Tinggal di Pedalaman Papua
8 Juli 2024 19:14 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Suku Moi adalah salah satu kelompok etnis yang tinggal di Papua, Indonesia. Suku Moi dikenal dengan kehidupan mereka yang erat kaitannya dengan alam dan lingkungan sekitar.
ADVERTISEMENT
Artikel di bawah ini akan membahas tentang Suku Moi yang tinggal di pedalaman pegunungan dan hutan.
Suku Moi
Kata Moi dalam beberapa literatur sering dijumpai penyebutannya dengan nama mosana yang merupakan artikulasi kata orang yang lembut dan ramah, seperti yang ditulis dalam buku Rumah Tangga Suku Moi: Tinjauan Etis Dan Teologis oleh Yulian Anouw.
Dapat dikatakan bahwa Suku Moi merupakan suku asli yang mendiami wilayah Sorong dan Raja Ampat. Walau sekarang, Raja Ampat telah dimekarkan menjadi kabupaten terpisah dari Kota Sorong .
Suku Moi yang mendiami wilayah Raja Ampat dan Sorong saat ini terdiri dari 8 subetnik, yaitu Moi Legin, Moi Abun, Moi Karon, Moi Klabra, Moi Moraid, Moi Segin, dan Moi Maya.
ADVERTISEMENT
Mereka menggantungkan hidup pada bercocok tanam, berburu, dan mengumpulkan hasil hutan. Masyarakat Moi yang hidupnya tinggal di bantaran sungai, danau dan laut pada umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan.
Sejak dahulu, Suku Moi menggunakan alat-alat yang sangat sederhana (sbatum) kulit kayu berbentuk silinder maupun tombak ikan dari bambu dan dahan kayu.
Adapun cara-cara yang sangat tradisional yaitu meracuni ikan dengan kulit kayu (sabekesik) di baringgi dengan mantra-mantra berupa lagu-lagu agar tangkapan ikan berjalan dengan sangat mulus.
Sedangkan bagi masyarakat pedalaman hidup dengan cara berburu hewan seperti rusa, babi, kasuari, kuskus dan burung. Dalam berburu, alat yang digunakan adalah tombak bambu, batu, panah dan alat lainya.
Sebagai petani yang bercocok tanam berupa ubi jalar, keladi, pisang, singkong, sagu, ulat sagu dan buah-buahan seperti kelapa, mangga.
ADVERTISEMENT
Dengan menggunakan alat berupa cangkul batu dan bambu dengan cara melubangi tanah untuk menanam sayur dan buah-buahan.
Tradisi dan kepercayaan adat mereka sangat kuat, dan banyak dari upacara serta ritual mereka terkait dengan siklus alam dan kehidupan sehari-hari.
Namun, seperti banyak suku asli lainnya di Papua, Suku Moi menghadapi tantangan modernisasi, perubahan sosial, dan tekanan dari perkembangan ekonomi serta industri yang masuk ke wilayah mereka.
Upaya untuk mempertahankan identitas budaya dan hak-hak tanah adat menjadi bagian penting dari perjuangan mereka di tengah perubahan yang cepat.
Demikian adalah pembahasan tentang Suku Moi yang tinggal di pedalaman Papua . (SP)