Konten dari Pengguna

Susunan Keanggotaan Panitia Sembilan dan Tugasnya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
9 September 2024 14:39 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Susunan Keanggotaan Panitia Sembilan, Foto: Paxels/Luis Quintero
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Susunan Keanggotaan Panitia Sembilan, Foto: Paxels/Luis Quintero
ADVERTISEMENT
Panitia sembilan dibentuk setelah BPUPKI menyelesaikan sidang pertamanya. Susunan panitia sembilan adalah tokoh-tokoh pejuang yang menginginkan Indonesia terbebas dari penjajahan.
ADVERTISEMENT
Panitia sembilan nantinya menghasilkan Piagam Jakarta atau Jakarta Charter yang menjadi landasan lahirnya Pancasila, meskipun terdapat perubahan pada sila pertamanya.

Susunan Keanggotaan Panitia Sembilan

Ilustrasi Susunan Keanggotaan Panitia Sembilan, Foto: Unsplash/Hunters Race
Mengutip dari buku Negara Paripurna, Yudi Latif (2011: 23), susunan keanggotaan panitia sembilan terdiri dari 5 orang wakil golongan kebangsaan dan 4 orang wakil dari golongan Islam.
Berikut adalah profil singkat anggota panitia sembilan.

Ir. Soekarno (Ketua)

Ir. Soekarno dikenal sebagai tokoh proklamator dan presiden pertama Indonesia yang lahir pada 6 Juni 1901. Ia adalah salah satu tokoh yang mengusulkan konsep dasar negara Pancasila.
Soekarno bersama teman-temannya mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI). Partai ini mendukung penuh kemerdekaan Indonesia dan menentang imperialis serta kapitalisme karena memperburuk kehidupan rakyat.
Perjuangan dan kegigihannya dalam menyuarakan kemerdekaan, membuatnya beberapa kali ditangkap, dipenjara, dan diasingkan. Namun, selama diasingkan, ia tetap berusaha bekerja sama dengan tokoh lainnya.
ADVERTISEMENT

Drs. Mohammad Hatta (Wakil Ketua)

Drs Mohammad Hatta atau dikenal sebagai Bapak Koperasi adalah salah satu tokoh proklamator dan wakil presiden pertama Indonesia. Ia lahir pada 12 Agustus 1902.
Hatta mendapat julukan sebagai Bapak Koperasi berkat perannya dalam meningkatkan perekonomian dan koperasi di Indonesia.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Hatta turut berperan dalam pembentukan tentara nasional Indonesia. Ia juga sempat memimpin dua kabinet yaitu Kabinet Hatta I dan Kabinet Hatta II.

Mr. Muhammad Yamin

Mr. Muhammad Yamin adalah salah satu tokoh yang mengusulkan konsep dasar negara Pancasila dalam sidang pertama BPUPKI. Ia dikenal sebagai penyair yang membawa bentuk soneta dalam kesusastraan Indonesia.
Setelah Indonesia merdeka, Moh Yamin sempat menduduki beberapa jabatan yaitu Menteri Kehakiman (1951), Menteri Pendidikan (1952-1955), Menteri Sosial dan Kebudayaan (1959), Menteri Penerangan (1962), dan Ketua Dewan Perancang Nasional (1962).
ADVERTISEMENT
Muhammad Yamin telah menciptakan berbagai karya berupa buku seperti Ken Arok dan Ken Dedes (1934), Tanah Air (1922), Tan Malaka (1945), Kebudayaan Asia Afrika (1955), Atlas Sejarah (1956), 6000 Tahun Sang Merah Putih (1958), dan masih banyak lagi.

Mr. Achmad Soebardjo

Achmad Soebardjo yang lahir pada 23 Maret 1896 merupakan Menteri Luar Negeri pertama Indonesia. Ia bersama dengan Ir. Soekarno dan Drs. Muhammad Hatta membuat konsep proklamasi di rumah Laksamana Muda Maeda.
Achmad Soebardjo adalah perwakilan dari golongan tua yang berhasil berunding dengan golongan muda ketika peristiwa Rengasdengklok terjadi. Ia berhasil meyakinkan bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan pada 17 Agustus 1945.
Selama menempuh pendidikan, Achmad Soebardjo telah aktif memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan mengikuti beberapa organisasi seperti Jong Java dan Persatuan Mahasiswa Indonesia di Belanda.
ADVERTISEMENT

Mr. AA Maramis

Alexander Andries Maramis atau dikenal sebagai Mr. AA Maramis merupakan Menteri Keuangan Indonesia. Ia berperan penting dalam pengembangan Oeang Republik Indonesia (ORI).
Mr. AA Maramis sempat beberapa kali menjadi Duta Besar yaitu di negara Filipina, Finlandia, Jerman Barat, dan Uni Soviet. Karena terus berada di luar negeri, ia kemudian ditunjuk untuk bergabung dalam delegasi RI pada Konferensi Meja Bundar sebagai penasihat.

Abdul Kahar Muzakhir

Abdul Kahar Muzakhir adalah seorang aktivis, guru, dan profesor Islam Indonesia yang lahir pada 16 April 1907. Pada tahun 1945, ia bersama Moh. Hatta, M. Natsir, Moh. Roem, dan K.H. Abdul Wachid Hasyim mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI).
Kemudian pada tahun 1948, STI berganti nama menjadi Universitas Islam Indonesia (UII) dan dipindahkan ke Yogyakarta. Ini adalah salah satu bentuk kontribusi Abdul Kahar Muzakhir dalam meningkatkan pendidikan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ketika Agresi Militer Belanda (1947-1949) berlangsung, Abdul Kahar Muzakhir menjabat sebagai penasihat agama Angkatan Perang Sabil di Yogyakarta.
Pada tahun 1950, beliau memimpin Masyumi Yogyakarta dan terpilih menjadi Dewan Konstituante pada pemilu pertama tahun 1955.

K.H. Wachid Hasyim

K.H. Wachid Hasyim adalah ayah dari presiden keempat Indonesia yaitu Abdurrahman Wahid dan anak dari pendiri Nahdlatul Ulama yaitu Hasyim Asy’ari. Beliau adalah tokoh nasional yang ikut serta memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Ia bersama beberapa tokoh lain mendirikan Sekolah Tinggi Islam di Jakarta. Dalam politik Indonesia, ia menjabat sebagai Menteri Agama pada era orde lama. Pada tahun 1951, ia menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.

H. Agus Salim

H. Agus Salim lahir pada 8 Oktober 1884 dan aktif memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Ia menjabat sebagai Menteri Muda Luar Negeri pada masa Kabinet Syahrir II dan Kabinet Syahrir III.
ADVERTISEMENT
Selain itu ia juga sempat menjabat sebagai Menteri Luar Negeri pada Kabinet Amir Syarifuddin I dan Kabinet Amir Syarifuddin II. Ia telah berhasil memimpin misi diplomatik seperti hubungan persahabatan dengan Mesir, perjanjian dengan Suriah, perjanjian dengan Arab, dan masih banyak lainnya.
Agus Salim juga dikenal sebagai penerjemah dan penulis buku. Beberapa karya terjemahannya adalah The Taming of the Shrew (Menjinakkan Perempuan Garang), karya Shakespeare dan Sejarah Dunia karya E. Molt.

R. Abikusno Tjokrosoejoso

Abikusno Tjokrosoejoso adalah salah satu tokoh perjuangan Indonesia yang tergabung sebagai anggota panitia sembilan. Setelah kemerdekaan Indonesia, ia pernah menjabat sebagai Menteri Perhubungan.
Selain sebagai pahlawan nasional, Abikusno Tjokrosoejoso adalah seorang arsitek.
Pada masa penjajahan Jepang ia dipercaya untuk membantungun gedung baru di Jakarta seperti gedung pertahanan dan keamanan, dan perbaikan Istana Merdeka yang saat itu sudah rusak.
ADVERTISEMENT
Ia juga membuat berbagai karya lain setelah kemerdekaan Indonesia seperti Masjid Asy-Syuro Garut, Pasar Cinde Palembang, Gedung Museum M.H. Thamrin, dan Masjid Syuhada di Kota Baru Yogyakarta.

Tugas Panitia Sembilan

Ilustrasi Susunan Keanggotaan Panitia Sembilan, Foto: Unsplash/Sebastian Herrmann
Mengutip situs fahum.umsu.ac.id, panitia sembilan bertugas untuk menyusun dasar negara. Mereka melanjutkan pembahasan dari sidang pertama BPUPKI dan merumuskan naskah Piagam Jakarta yang menjadi dasar bagi UUD 1945 dan Pancasila.
Piagam Jakarta memuat lima dasar sebagai dasar negara yaitu:
Demikianlah susunan keanggotaan Panitia Sembilan dan tugasnya dalam merancang dasar negara. Sila pertama Piagam Jakarta kemudian diubah pada tanggal 18 Agustus 1945 dalam sidang PPKI.
ADVERTISEMENT