Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Tahapan Pembentukan Kelompok Sosial yang Penting Dipahami
2 Agustus 2024 23:14 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Tahapan pembentukan kelompok sosial berdasar teori yang dikemukakan Tuckman, terdiri dari lima tahap, yakni forming, storming, norming, performing, dan adjourning.
ADVERTISEMENT
Artikel di bawah ini akan membahas lebih lanjut mengenai lima tahapan pembentukan kelompok sosial berdasarkan buku Perilaku Organisasi: Memahami Perilaku Individu, Kelompok, dan Organisasi oleh Riyanto Wujarso. Simak selengkapnya di sini.
Tahapan Pembentukan Kelompok Sosial
Kelompok adalah entitas sosial yang terdiri dari individu yang saling berinteraksi dan saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu.
Proses pembentukan dan perkembangan kelompok melibatkan serangkaian tahapan yang memengaruhi dinamika internal dan produktivitas kelompok tersebut.
Berikut adalah tahapan pembentukan kelompok sosial yang perly dipahami.
1. Pembentukan (Forming)
Tahap pertama dalam pembentukan kelompok sosial adalah pembentukan atau forming.
Pada tahap ini, anggota kelompok mulai mengenal satu sama lain dan membangun dasar hubungan.
Anggota kelompok memperkenalkan diri dan memulai interaksi awal. Mereka mencoba memahami tujuan kelompok, struktur, dan peran masing-masing. Biasanya terdapat ketidakpastian tentang bagaimana berperilaku dan apa yang diharapkan dari anggota lain.
ADVERTISEMENT
2. Kericuhan (Storming)
Tahap kedua adalah kericuhan atau storming. Pada tahap ini, konflik dan ketegangan mulai muncul karena perbedaan pendapat dan gaya kerja. Tahap ini seringkali sulit, tetapi penting untuk perkembangan kelompok.
Anggota kelompok mungkin tidak setuju tentang tujuan, peran, atau cara mencapai tujuan kelompok. Perbedaan pribadi dan profesional dapat menyebabkan ketegangan. Anggota kelompok menguji batasan dan peran, serta mencoba menemukan posisi mereka dalam kelompok.
3. Penataan Norma (Norming)
Tahap ketiga adalah penataan norma atau norming. Pada tahap ini, kelompok mulai menemukan keseimbangan dan menyusun aturan serta norma yang disepakati bersama.
Anggota kelompok mulai bekerja sama dengan lebih baik. Kelompok menetapkan aturan, norma, dan prosedur yang akan diikuti. Rasa saling percaya dan kohesi dalam kelompok meningkat.
4. Pelaksanaan (Performing)
Tahap keempat adalah pelaksanaan atau performing. Pada tahap ini, kelompok berfungsi dengan efektif dan efisien untuk mencapai tujuan mereka.
ADVERTISEMENT
Kelompok bekerja dengan penuh semangat dan fokus pada pencapaian tujuan. Kelompok mampu menyelesaikan masalah dengan cara yang efektif. Kelompok dapat bekerja dengan sedikit pengawasan dari luar.
5. Pembubaran (Adjourning)
Tahap terakhir adalah pembubaran atau adjourning. Pada tahap ini, kelompok menyelesaikan tugasnya dan mempersiapkan diri untuk pembubaran.
Kelompok menyelesaikan pekerjaan mereka dan mencapai tujuan yang ditetapkan. Anggota kelompok mengevaluasi kinerja kelompok dan pengalaman mereka. Kelompok merayakan pencapaian mereka dan mengakhiri hubungan formal.
Itulah pembahasan mengenai beberapa tahapan pembentukan kelompok sosial yang dapat diterapkan agar organisasi tersebut berkembang secara lebih harmonis dan produktif, guna mencapai tujuan mereka dengan lebih efektif. (SP)