Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Tari Kuda Lumping Berasal dari Mana? Ini Jawabannya
1 November 2024 13:19 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tari kuda lumping berasal dari mana menjadi salah satu pertanyaan yang sering diajukan oleh siapa saja yang tertarik dengan kesenian tradisional Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tarian ini dikenal sebagai salah satu warisan budaya yang kaya akan nilai sejarah dan simbolis.
Tari Kuda Lumping Berasal dari Mana?
Dikutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, tari kuda lumping berasal dari tradisi masyarakat Ponorogo yang kaya akan budaya. Tarian ini memanfaatkan kuda mainan yang terbuat dari bambu yang dianyam dan dijepit di antara kaki penari.
Melalui gerakan yang dinamis, para penari menampilkan aksi yang menggambarkan keberanian dan ketangkasan prajurit.
Dalam setiap pertunjukan, iringan musik yang sederhana, terutama menggunakan alat musik tradisional seperti kenong dan terompet, memberikan nuansa magis yang khas.
Pada awalnya, tari kuda lumping bukanlah seni pertunjukan, melainkan bagian dari ritual tolak bala yang bertujuan untuk mengusir musibah dan membawa berkah bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dalam ritual ini, penari seringkali mengalami keadaan kesurupan, yang dianggap sebagai medium komunikasi dengan roh nenek moyang.
Kisah yang diceritakan melalui tarian ini bervariasi, mencakup cerita-cerita heroik seperti perjuangan Raden Patah dan latihan perang pasukan Mataram .
Seni tari ini memiliki akar sejarah yang dalam. Sejak abad ke-12, tari kuda lumping telah ada, meski saat itu belum ada istilah seni.
Dalam perkembangannya, pertunjukan ini sering kali dihubungkan dengan legenda dan mitos lokal, termasuk kisah Dewi Sanggalangit yang menginspirasi penciptaan kesenian ini.
Beragam versi cerita menambah kekayaan tari kuda lumping, termasuk keterkaitannya dengan upacara dan kepercayaan masyarakat.
Kegiatan ini juga mencerminkan perlawanan masyarakat terhadap berbagai tekanan sosial dan politik, terutama pada masa penjajahan Belanda, di mana rakyat biasa tidak diperbolehkan menunggang kuda.
ADVERTISEMENT
Hal ini menjadikan tari kuda lumping sebagai simbol perjuangan dan harapan masyarakat.
Oleh karena itu, tari kuda lumping bukan sekadar pertunjukan seni, tetapi juga representasi budaya yang kaya dan penuh makna.
Melalui setiap gerakan, penari tidak hanya menghibur tetapi juga menyampaikan pesan-pesan nilai dan tradisi kepada penonton.
Dengan demikian, tari kuda lumping berasal dari Ponorogo, Jawa Timur dan berperan penting dalam melestarikan budaya lokal sekaligus menjadi wahana ekspresi seni yang penuh makna.
Penghayatan terhadap tari ini dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang sejarah dan tradisi masyarakat Ponorogo. (Shofia)