Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Tari Topeng: Sejarah dan Asal-usulnya
3 Oktober 2024 10:43 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tari topeng merupakan salah satu seni tari tradisional Indonesia yang kaya akan nilai budaya dan sejarah . Dalam tari ini, topeng adalah elemen penting untuk merepresentasikan berbagai karakter, cerita, serta emosi yang ingin disampaikan oleh penari.
ADVERTISEMENT
Setiap gerakan dan penggunaan topeng memiliki arti tersendiri. Di setiap daerah, tarian ini memiliki gaya dan cerita yang berbeda, sehingga mencerminkan nilai budaya lokal.
Topeng dalam tari ini tidak sekadar aksesori, tetapi juga menjadi simbol identitas dari tokoh yang diperankan, baik itu tokoh legendaris, pahlawan, maupun sosok mitologis.
Sejarah dan Asal-usul Tari Topeng
Tari topeng adalah kesenian asli yang berasal dari Cirebon, termasuk Indramayu. Tarian ini juga merupakan salah satu bagian dari budaya seni tari di tatar Parahyangan.
Tarian ini disebut "topeng" karena para penarinya mengenakan topeng saat menampilkan gerakan tarian.
Dikutip dari laman resmi indramayukab.go.id, terdapat berbagai macam variasi tari topeng. Di dalam perkembangannya, tarian ini mengalami perubahan dari segi gerakan dan cerita yang disampaikan.
ADVERTISEMENT
Tarian asal Cirebon ini dapat dibawakan oleh seorang penari secara solo, atau oleh beberapa orang penari secara bersamaan. Salah satu bentuk populer dari tarian ini adalah tari topeng Kelana Kencana Wungu, yang merupakan bagian dari gaya Parahyangan.
Tarian tradisional ini menceritakan kisah Ratu Kencana Wungu ketika dikejar oleh Prabu Menak Jingga yang sangat terobsesi padanya. Setiap topeng yang dikenakan dalam tari ini memiliki simbolisme yang menggambarkan karakter manusia.
Ratu Kencana Wungu ditampilkan dengan topeng berwarna biru, melambangkan sifat yang lincah dan anggun.
Sementara itu, Prabu Menak Jingga, yang juga dikenal sebagai Kelana, mengenakan topeng merah yang menggambarkan karakter temperamental, penuh amarah, dan tidak sabar. Tari ini merupakan karya dari Nugraha Soeradiredja.
ADVERTISEMENT
Ciri khas tarian ini terletak pada gerakan yang gemulai dan lembut, serta iringan musik yang menonjolkan suara kendang dan rebab. Musik pengiring ini memberikan nuansa khas yang membuatnya semakin hidup dan ekspresif.
Hingga kini, seni tari ini masih diajarkan di berbagai sanggar tari dan sering dipentaskan dalam acara-acara resmi daerah, serta pada berbagai momen tradisional di Cirebon .
Dengan sejarah yang kaya, tari topeng menjadi warisan budaya yang tak ternilai, sehingga penting untuk melestarikannya agar tetap hidup di tengah masyarakat. (Bren/Yol)