Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Tata Cara Tradisi Suran yang Dilaksanakan di Bulan Muharram
17 Juni 2024 21:03 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Tradisi Suran adalah suatu budaya yang dilaksanakan di Jawa pada tanggal 1 Suro atau Muharram. Pada malam 1 Suro, umumnya akan diselenggarakan tradisi. Tata cara tradisi Suran dilakukan dengan melaksanakan iring-iringan atau biasa disebut dengan kirab.
ADVERTISEMENT
Krismoniansyah dan Warsah dalam Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Tradisi Suroan: Studi di Desa IV Suku Menanti, Sindang Dataran Kabupaten Rejang Lebong menyebutkan bahwa suroan atau Suran adalah tradisi yang umumnya dilaksanakan oleh masyarakat Jawa.
Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai tata cara tradisi suran, simak penjelasannya dalam artikel berikut.
Pengertian Tradisi Suran
Sebelum membahas lebih lanjut seputar tata cara tradisi suran, sebaiknya cari tahu terlebih dulu pengertiannya. Jadi, tradisi suran adalah suatu tradisi yang diselenggarakan pada malam satu Suro atau Muharram.
Tradisi ini diselenggarakan oleh masyarakat Jawa guna memperingati bulan pertama dalam kalender Hijriah atau tahun baru Islam. Kata Suro berasal dari bahasa Arab, yakni asyura yang artinya sepuluh. Namun, lidah orang Jawa lebih mudah untuk mengutarakan "suro".
ADVERTISEMENT
Sejumlah daerah menyebutnya dengan suran atau suroan. Tradisi ini umumnya akan diselenggarakan saat malam hari. Hal itu karena dalam kepercayaan Jawa, pergantian hari terjadi ketika matahari terbenam sejak hari sebelumnya.
Sejarah tradisi suran bermula dari Sultan Agung yang menyebut bulan Muharram sebagai Sura atau Suro. Pasalnya, tahun Hijriah juga digunakan sebagai sistem penanggalan kalender Jawa bagi umat muslim dan ditetapkan pula oleh Sultan Agung di abad ke-17. Sistem ini disebut dengan sistem kalender aboge.
Tata Cara Tradisi Suran
Tata cara tradisi suran umumnya diselenggarakan pada malam 1 Suro berupa pelaksanaan kirab atau iring-iringan. Pelaksanaan ini berbeda-beda di setiap daerah.
Pada masyarakat Solo misalnya, kirab akan dilakukan dengan kebo bule yang dimiliki oleh Keraton Surakarta. Kebo bule tersebut dianggap keramat dan sakral bagi masyarakat Solo.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, masyarakat Yogyakarta juga akan melaksanakan tradisi suran dengan nama tradisi Tapa Bisu. Pelaksanaannya adalah dengan berkeliling Keraton Yogyakarta tanpa berbicara. Hal ini dilakukan dengan tujuan merenungi diri dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
Demikian informasi mengenai pengertian dan tata cara tradisi suran yang perlu dipahami. [ENF]