Konten dari Pengguna

Teori Benang Merah: Arti dan Asal-Usulnya yang Unik

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
26 Juni 2024 20:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Hanya Ilustrasi: Teori Benang Merah. Sumber: cottonbro studio/Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Foto Hanya Ilustrasi: Teori Benang Merah. Sumber: cottonbro studio/Pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Teori benang merah atau red string theory menyatakan dua orang yang telah ditakdirkan berjodoh akan terikat oleh benang merah yang tidak kasat mata. Bening ini dapat kusut atau renggang, namun tidak akan terputus.
ADVERTISEMENT
Kepercayaan tentang red string theory muncul dari Cina dan Jepang kemudian menyebar ke seluruh dunia. Penjelasan selengkapnya, simak di sini!

Pengertian Teori Benang Merah

Foto Hanya Ilustrasi: Teori Benang Merah. Sumber: cottonbro studio/Pexels.com
Red string theory pada masyarakat Jepang dikenal sebagai “Unmei no Akai Ito". Benang merah erat kaitannya dengan ikatan jodoh antara dua orang.
Benang merah diikatkan oleh sang dewa pada setiap jari-jari mereka yang berjodoh suatu hari nanti sejak keduanya lahir. Namun, benang merah ini tidak bisa diprediksi kapan akan membawa seseorang bertemu jodohnya, karena memang tidak kasat mata.
Berdasarkan teori benang merah, mereka yang telah ditakdirkan berjodoh oleh dewa, maka seberapa jauh pun jarak keduanya, seberapa banyak masalah dalam kehidupan keduanya, maupun lamanya terpisah jarak dan waktu, tetap saja mereka akan bertemu dan bersatu.
ADVERTISEMENT
Teori ini juga menyatakan bahwa dua orang yang ditakdirkan berjodoh, meski mengalami berbagai masalah yang besar. Tetap saja, mereka bisa melewati semuanya dengan baik dan tetap bersama.

Asal-Usul Teori Benang Merah

Lesh Dewika dalam buku berjudul Benang Merah menjelaskan bahwa benang merah adalah kepercayaan yang bisa ditemui oleh budaya Cina dan Jepang. Dengan demikian, ada dua persepsi tentang munculnya teori benang merah, yaitu:
Benang merah berhubungan dengan legenda Yue Leo atau Dewa Jodoh, yakni dewa perjodohan yang hidup di bulan. Tugas Yue Lao adalah menjodohkan manusia dan mengurus berbagai masalah dalam percintaan manusia.
Yue Leo kemudian mengikatkan benang merah tidak terlihat di pergelangan kaki pasangan yang ditakdirkan bersama. Keduanya akan saling jatuh cinta meski banyak rintangan yang dihadapi.
ADVERTISEMENT
Teori benang merah bagi masyarakat Jepang asalnya dari cerita rakyat tradisional. Dikisahkan dahulu ada anak laki-laki berjalan saat malam hari dan bertemu laki-laki lebih tua membawa buku pernikahan dan tas yang ukurannya besar.
Laki-laki lebih tua menjelaskan kepada laki-laki yang lebih muda bahwa dirinya mengikat dua orang yang ditakdirkan berjodoh menggunakan benang merah yang ada dalam tasnya. Anak laki-laki tersebut awalnya tidak percaya.
Kemudian ia di bawah oleh laki-laki tua ke sebuah desa, di mana ada seorang gadis muda yang kelak menjadi istri laki-laki muda tersebut. Meski awalnya laki-laki muda menolak gadis tersebut, terbukti beberapa tahun kemudian mereka berjodoh dan menikah.
Demikianlah penjelasan menarik tentang teori benang merah dan asal-usulnya. Semoga bermanfaat! (eK)
ADVERTISEMENT