Konten dari Pengguna

Teori Konflik Menurut Para Ahli dan Cara Mengatasinya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
27 September 2024 11:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Teori Konflik Menurut Para Ahli. Pexels/Somchai Kongkamsri
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Teori Konflik Menurut Para Ahli. Pexels/Somchai Kongkamsri
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Teori konflik merupakan salah satu pendekatan dalam ilmu sosial yang menjelaskan bagaimana perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok dapat memicu konflik.
ADVERTISEMENT
Para ahli sosiologi dan psikologi memberikan berbagai pandangan mengenai teori konflik, yang umumnya berfokus pada ketidakseimbangan kekuasaan, distribusi sumber daya, serta perbedaan ideologi.
Teori ini tidak hanya menjelaskan penyebab konflik, tetapi juga memberikan wawasan tentang cara mengelolanya agar tidak berlarut-larut.

Teori Konflik Menurut Para Ahli

Ilustrasi Teori Konflik Menurut Para Ahli. Pexels/Pixabay
Berikut ini merupakan beberapa pendapat para ahli tentang Teori Konflik.

1. Karl Marx

Dikutip dari buku The Communist Manifesto, Karl Marx The Communist Manifesto, 1848, konflik terjadi karena adanya perbedaan kelas sosial antara kaum borjuis dan proletar.
Marx menyatakan bahwa ketidakadilan dalam pembagian kekayaan menciptakan ketegangan yang akhirnya memuncak menjadi konflik. Ia percaya bahwa konflik sosial adalah bagian tak terhindarkan dalam perubahan masyarakat menuju sistem yang lebih adil.
ADVERTISEMENT

2. Max Weber

Dikutip dari buku Economy and Society, Max Weber, 1922, menjelaskan bahwa teori konflik bukan hanya tentang ekonomi, tetapi juga mencakup status sosial dan kekuasaan.
Weber menambahkan bahwa konflik bisa muncul karena perbedaan dalam stratifikasi sosial, di mana kelompok yang memiliki kekuasaan lebih akan berusaha mempertahankan posisinya, sementara kelompok lain berusaha untuk merubahnya.

3. Ralf Dahrendorf

Berdasarkan buku Class and Class Conflict in Industrial Society, Ralf Dahrendorf, 1959, ia mengemukakan bahwa konflik dalam masyarakat industri disebabkan oleh ketidaksetaraan kekuasaan.
Menurut Dahrendorf, ketidakseimbangan dalam struktur kekuasaan akan selalu menciptakan konflik, namun konflik ini juga merupakan kekuatan pendorong perubahan sosial.

Cara Mengatasi Konflik

Ilustrasi Teori Konflik Menurut Para Ahli. Unsplash/Koshu Kunii
Mengatasi konflik membutuhkan pendekatan yang tepat agar perbedaan yang ada dapat diselesaikan secara konstruktif.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Conflict Resolution, John Burton, 1990:45 adalah dengan komunikasi terbuka. Semua pihak yang terlibat perlu mendengarkan satu sama lain dengan empati dan mencoba memahami perspektif yang berbeda.
Selain itu, metode mediasi juga bisa diterapkan, di mana pihak ketiga yang netral membantu menengahi dan mencari solusi yang bisa diterima oleh semua pihak.
Pendekatan ini mampu meredakan ketegangan dan mencegah eskalasi konflik. Secara keseluruhan, teori konflik memberikan wawasan penting mengenai penyebab dan dinamika konflik dalam masyarakat.
Dengan pemahaman yang baik tentang teori ini, konflik dapat dikelola dengan lebih baik, sehingga menghasilkan solusi yang menguntungkan bagi semua pihak. (Iqbal)