Konten dari Pengguna

Tradisi Kasada, Upacara Adat Suku Tengger Bromo

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
14 September 2024 19:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tradisi Kasada, Pexels/Capung Purnomo
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tradisi Kasada, Pexels/Capung Purnomo
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Suku asli yang mendiami kawasan Bromo Tengger Semeru, yakni suku Tengger, masih memegang teguh adat istiadat dengan kuat. Salah satu upacara adat yang masih dilaksanakan adalah tradisi Kasada.
ADVERTISEMENT
Upacara adat Kasada atau Yadnya Kasada, dilakukan oleh suku Tengger di kawah Gunung Bromo. Tradisi ini dilakukan setiap tahunnya.

Tradisi Kasada, Upacara Adat Tahunan Suku Tengger

Ilustrasi Tradisi Kasada, Pexels/Alex Borghi
Sebagai upacara adat tahunan, tradisi Kasada, tentu memiliki makna dan arti penting bagi suku Tengger, yang mendiami kawasan Gunung Bromo ini.
Berikut adalah beberapa fakta mengenai upacara adat tahunan suku Tengger ini.

1. Makna Yadnya Kasada

Upacara adat Yadnya Kasada punya arti yang penting bagi suku Tengger. Hal ini terangkum berdasarkan informasi yang ada dalam website resmi Kemenparekraf, dalam kemenparekraf.go.id.
Dalam website itu dijelaskan bahwa upacara ini harus dilakukan sebagai bentuk penghormatan sekaligus rasa syukur serta bakti kepada Sang Hyang Widhi dan leluhur.

2. Asal Usul Tradisi Yadnya Kasada

Asal usul tradisi Yadnya Kasada, tidak terlepas dari asal-usul suku Tengger itu sendiri. Menurut kepercayaan dan legenda suku Tengger, upacara ini dilakukan sebagai penghormatan atas pengorbanan yang dilakukan Kusuma.
ADVERTISEMENT
Kusuma sendiri adalah anak dari pasangan Jaka Seger dan seorang putri Raja Majapahit, bernama Roro Anteng. Dahulu, kedua pasangan ini bertapa di Gunung Bromo, untuk meminta keturunan pada penunggu gunung, Sang Hyang Widhi Wasa.
Keduanya berjanji akan mengorbankan anaknya kepada Kawah Gunung Bromo, jika doa dan permintaannya dikabulkan. Pasangan tersebut akhirnya dikaruniai 25 anak. Keduanya pun lupa akan janjinya tersebut kepada Sang Hyang Widhi Wasa. Dewa ini pun marah.
Pasangan ini pun menceritakan janji yang pernah dibuatnya kepada semua anaknya. Kusuma, sang anak terakhir, tidak disangka, rela mengorbankan dirinya sebagai persembahan agar keluarga dan masyarakatnya dapat hidup damai.
Meskipun Kusuma secara mandiri mengorbankan dirinya, Kusuma tetap meminta persembahan untuk Kawah Gunung Bromo setiap tanggal 15 bulan Kasada. Oleh karenanya, suku Tengger pun melakukan ritual pelemparan persembahan tersebut secara rutin.
ADVERTISEMENT

3. Pelaksanaan Tradisi Yadnya Kasada

Seperti dijelaskan di atas, pelaksanaan upacara Yadnya Kasada dilakukan di Kawah Gunung Bromo setiap tanggal 15 bulan Kasada, dalam dalam penanggalan kalender tradisional Hindu Tengger.
Berdasarkan website resmi BPBD Kabupaten Probolinggo, dalam bpbd.probolinggokab.go.id, upacara ini diselenggarakan di Pura Luhur Poten, tepat di kaki Gunung Bromo, pada tengah malam hingga dini hari.
Pada upacara adat ini, suku Tengger akan melemparkan sesaji berupa aneka sayuran, ayam, dan bahkan uang ke kawah gunung aktif tersebut. Upacara besar Yadnya Kasada diadakan sekitar bulan Agustus-September, yakni pada malam bulan purnama.
Selama upacara adat ini berlangsung, kawasan Gunung Bromo akan ditutup dan disterilkan dari kunjungan masyarakat umum.
Lebih lanjut, upacara pelaksanaan persembahan untuk dilemparkan ke kawah Gunung Bromo ini dipimpin oleh calon dukun dan tabib. Calon dukun dan tabib inilah yang akan menyiapkan beberapa sesaji untuk dipersembahkan.
ADVERTISEMENT
Calon dukun dan tabib harus melalui tes pembacaan mantra terlebih dahulu saat upacara Yadnya Kasada Bromo berlangsung, sebelum dinyatakan lulus dan diangkat oleh tetua adat.
Peran dukun dan tabib di dalam suku Tengger masih sangat kuat. Orang-orang ini dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan masalah yang dialami oleh masyarakat Tengger.
Demikian ulasan mengenai tradisi Kasada yang merupakan upacara adat tahunan suku Tengger, yang mendiami kawasan Bromo Tengger Semeru di Jawa Timur. (Bren/F)