Konten dari Pengguna

Tradisi Lompat Batu Nias yang Hanya Diikuti oleh Laki-Laki

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
17 Juni 2024 21:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tradisi Lompat Batu Nias. Sumber: Unsplash.com/David Morris Manurung
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tradisi Lompat Batu Nias. Sumber: Unsplash.com/David Morris Manurung
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tradisi lompat batu Nias merupakan salah satu peninggalan nenek moyang di Indonesia, khususnya di Pulau Nias. Walaupun termasuk tradisi Nias, tidak semua orang Nias melakukannya karena biasanya dilakukan oleh kaum laki-laki saja.
ADVERTISEMENT
Kondisi itu dapat terjadi karena sejatinya, lompat batu atau fahombo batu merupakan tradisi bermula dari peristiwa peperangan. Pada zaman dahulu, masyarakat Nias membuat pagar batu tinggi sebagai upaya pertahanan.

Tradisi Lompat Batu Nias

Ilustrasi Tradisi Lompat Batu Nias. Sumber: Unsplash.com/Edwin Petrus
Indonesia sebagai negara yang terdiri dari banyak pulau membuatnya memiliki berbagai jenis tradisi. Salah satu tradisi yang ada di Indonesia adalah lompat batu atau fahombo batu di Nias.
Walaupun termasuk tradisi yang terkenal dari Pulau Nias, tidak semua daerah Nias memiliki tradisi lompat batu. Mengutip dari buku 100 Tradisi Unik di Indonesia, Fatiharifah (2017: 10), daerah yang masih melakukannya adalah wilayah Teluk Dalam.
Layaknya sebuah tradisi, tradisi lompat batu Nias juga sudah terjadi sejak lama. Tradisi tersebut telah muncul berabad-abad yang lalu dan diturunkan dari generasi ke generasi.
ADVERTISEMENT

Asal-Usul Tradisi Lompat Batu

Ilustrasi Tradisi Lompat Batu Nias. Sumber: Unsplash.com/David Morris Manurung
Tradisi lompat batu atau fahombo batu di Nias tidak terjadi secara cuma-cuma atau sekedar hiburan semata. Tradisi tersebut memiliki kisah yang panjang karena bermula dari masa peperangan.
Mengutip dari buku Top 15 Travel Destinations in Indonesia, Kusuma (2016: 6), pada zaman dahulu, sering terjadi peperangan antardesa di Nias. Situasi itu membuat masyarakat melakukan berbagai upaya pertahanan, salah satunya membangun pagar.
Pada masa tersebut, masyarakat membangun pagar batu tinggi dan mewajibkan pemuda untuk menjadi prajurit. Prajurit di masa itu memiliki keharusan untuk latihan melompati batu perlawanan setinggi 2 meter.
Kebiasaan masa lampau itu kemudian menjadi tradisi masyarakat Nias. Lompat batu pada masa kini pun akhirnya masih menggunakan tinggi batu sekitar 2 meter dan hanya dilakukan oleh kaum laki-laki.
ADVERTISEMENT
Setelah menyimak ulasan singkat di atas, diketahui bahwa tradisi lompat batu Nias hanya dilakukan oleh kaum laki-laki dan tinggi batu lompatan dalam tradisi tersebut sekitar dua meter. Tradisi itu berasal dari upaya pertahanan di masa perang. (AA)