Konten dari Pengguna

Tradisi Makan Ronde dan Maknanya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
27 Desember 2024 9:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tradisi makan Ronde. Unsplash.com/Raditya-Pratama
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tradisi makan Ronde. Unsplash.com/Raditya-Pratama
ADVERTISEMENT
Tradisi makan Ronde, atau tangyuan dalam tradisi Tionghoa, adalah makanan khas yang terbuat dari tepung ketan berbentuk bulat. Tradisi ini memiliki makna dan budaya di Asia Timur, dan telah menjadi bagian dari tradisi kuliner di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari jurnal.uai.ac.id, hidangan ini biasanya disajikan dalam kuah manis, seperti jahe hangat, dan memiliki isian bervariasi seperti kacang, wijen, atau gula merah.

Tradisi Makan Ronde dan Maknanya

Ilustrasi tradisi makan Ronde. Unsplash.com/Dominik-Martin
Tradisi makan Ronde berasal dari budaya Tionghoa dan memiliki sejarah panjang yang terkait dengan perayaan musim dingin (Dongzhi).
Pada zaman dahulu, masyarakat Tiongkok percaya bahwa makan ronde saat musim dingin dapat memberikan kehangatan dan energi. Bentuknya yang bulat juga dianggap sebagai simbol harmoni dan kesatuan.
Di Indonesia, ronde menjadi salah satu jajanan populer, terutama di daerah seperti Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Sajian ini biasanya ditemukan di malam hari, karena dipercaya memberikan efek hangat bagi tubuh berkat kuah jahe yang pedas manis.

1. Tradisi Makan Ronde

Dalam budaya Tionghoa, ronde sering disajikan pada momen-momen khusus seperti Tahun Baru Imlek, pernikahan, atau perayaan keluarga lainnya.
ADVERTISEMENT
Hidangan ini dianggap membawa keberuntungan, kemakmuran, dan kebahagiaan bagi yang memakannya.
Di Indonesia, ronde juga kerap dikaitkan dengan suasana kekeluargaan. Banyak orang menikmatinya bersama keluarga atau teman sebagai bentuk kebersamaan.
Penjual ronde sering terlihat di pasar malam atau pinggir jalan, di mana suasananya menciptakan kenangan hangat bagi banyak orang.

2. Makna Filosofis Ronde

Bentuk ronde yang bulat melambangkan kesempurnaan dan keharmonisan. Hal ini mencerminkan harapan agar hubungan keluarga atau komunitas tetap erat dan saling mendukung.
Kuah jahe yang hangat juga melambangkan perlindungan dan kasih sayang, terutama selama cuaca dingin atau situasi sulit.
Isian ronde yang beragam, seperti kacang atau gula merah, mengingatkan kita bahwa hidup penuh dengan kejutan manis yang harus dinikmati bersama orang tercinta.
ADVERTISEMENT
Baik di Tiongkok maupun Indonesia, ronde adalah simbol cinta, kebersamaan, dan harapan. Hidangan ini terus menghubungkan berbagai generasi melalui rasa yang lezat dan filosofi yang kaya.
Tradisi makan ronde bukan sekadar menikmati makanan, tetapi juga merasakan kehangatan dalam makna yang lebih dalam. (Aya)