Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Tradisi Nyadran: Sejarah, Tujuan, dan Proses Kegiatannya
5 April 2024 23:40 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kastolani dan Yusof dalam Relasi Islam dan Budaya Lokal: Studi tentang Tradisi Nyadran di Desa Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang menyebutkan bahwa nyadran adalah budaya masyarakat Islam Jawa yang dilakukan menjelang bulan puasa.
Untuk mengetahui informasi penting seputar tradisi nyadran, simak selengkapnya dalam artikel berikut.
Sejarah Tradisi Nyadran
Agama Islam mempunyai banyak kebudayaan yang dilakukan sebagai bentuk ketaatannya kepada Tuhan. Salah satu tradisi yang masih dipelihara oleh masyarakat Islam Jawa adalah nyadran.
Tradisi nyadran adalah ungkapan refleksi sosial keagamaan bagi masyarakat Jawa dengan cara menziarahi makam para leluhur menjelang bulan Ramadan, tepatnya saat Sya'ban.
Di sisi lain, tradisi nyadran tergolong sebagai ritual yang diadaptasi dari budaya Hindu-Buddha. Pada zaman dahulu, masyarakat Hindu-Buddha melakukan nyadran atau craddha dengan memberikan sesaji serta puji-pujian.
ADVERTISEMENT
Ketika Islam masuk ke Indonesia, para walisongo mulai mengakulturasi tradisi nyadran agar sesuai dengan syariat Islam, yaitu dengan menghaturkan doa-doa dari Al-Quran dan mendoakan para leluhur yang telah meninggal.
Tujuan Tradisi Nyadran
Tradisi nyadran mempunyai makna tersendiri. Adapun tujuan tradisi nyadran adalah untuk mengenang, mendoakan, serta mengenal para leluhur yang telah wafat.
Di samping itu, nyadran juga dimaknai sebagai kesempatan bagi anak-cucu untuk mengambil nilai kebaikan dari para leluhurnya serta mengingatkan diri sendiri bahwa setiap manusia akan menghadapi kematian.
Proses Tradisi Nyadran
Pada umumnya, proses tradisi nyadran berbeda-beda untuk setiap daerah di Jawa. Namun, mayoritas masyarakat Jawa melakukan tradisi nyadran yang dimulai dengan ziarah ke makam para leluhur.
Ada beberapa hal yang dilakukan selama berziarah, seperti membersihkan makam, berdoa, serta menabur bunga. Di samping itu, ada pula masyarakat yang melanjutkan tradisi nyadran dengan cara melakukan tahlil di rumah untuk berdoa. Biasanya, masyarakat Jawa akan menggunakan jajanan apem dalam pelaksanaan tahlil.
ADVERTISEMENT
Demikian berbagai informasi penting seputar sejarah tradisi nyadran, tujuan, dan prosesinya. [ENF]