Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Tradisi Sunda Wiwitan, Ajaran Leluhur dalam Menghargai Alam
5 April 2024 23:42 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Fatimah, Pebrianti, Melvina, dan Nurhadi dalam Makna Simbolik Sunda Wiwitan dalam Tradisi Meungkeut Bumi menyampaikan bahwa tradisi Sunda Wiwitan banyak berkembang di masyarakat Samarang, Garut.
Untuk mengetahui informasi penting seputar tradisi Sunda Wiwitan, simak selengkapnya dalam bacaan berikut ini.
Pengertian Tradisi Sunda Wiwitan
Tradisi Sunda Wiwitan adalah kepercayaan masyarakat Sunda meyakini adanya kekuasaan tertinggi, yaitu Sang Hyang Kersa atau Batara Tunggal. Wiwitan mempunyai arti asal, pertama, mula, jati, dan pokok.
Tradisi Sunda Wiwitan ini tersebar di sejumlah wilayah Jawa Barat, misalnya adalah Cisolok (Sukabumi), Kanekes, Lebak (Banten), Ciptagelar Kasepuhan Banten Kidul, Kuningan, Cigugur, Kampung Naga, Cirebon, hingga Samarang (Garut).
Masyarakat Sunda Wiwitan ini wilayahnya dianggap sebagai area wisata yang perlu melakukan adaptasi terhadap dunia luar agar bisa bertahan. Mereka dikenal sebagai masyarakat yang berpegang teguh terhadap ajaran nenek moyang, tetapi tetap terbuka dengan masyarakat umum maupun modernisasi.
ADVERTISEMENT
Ajaran dalam Tradisi Sunda Wiwitan
Dalam tradisi Sunda Wiwitan, terdapat sejumlah ajaran yang dipelajari oleh setiap penganutnya. Adapun sejumlah ajaran dalam tradisi Sunda Wiwitan adalah:
1. Menghormati Alam
Salah satu tradisi Sunda Wiwitan adalah menghormati alam. Masyarakat Sunda Wiwitan diajarkan mengenai konsep hubungan antara manusia dengan alam.
Dalam hal ini, manusia memiliki ketergantungan terhadap alam untuk bertahan hidup, melalui sumber air, hasil pertanian, hingga tempat tinggal masih berhubungan dengan alam.
Di samping itu, konsep menghormati alam ini juga diterapkan dengan melarang masyarakat untuk merusak hutan maupun lingkungan, seperti pada Suku Baduy Dalam.
2. Sistem Kepercayaan
Masyarakat yang menganut tradisi Sunda Wiwitan mempunyai kepercayaan bahwa kekuasaan tertinggi ada pada Sang Hyang Kersa. Di samping itu, masyarakat Sunda Wiwitan juga mempercayai adanya 3 alam manusia.
ADVERTISEMENT
Mulai dari alam Buana Nyungcung atau tempat bersemayam Sang Hyang Kersa dan menjadi tempat teratas, Buana Panca sebagai tempat tinggalnya manusia maupun makhluk lainnya, serta Buana Larang sebagai tempat terbawah yang mirip neraka.
Demikian beberapa informasi penting seputar tradisi Sunda Wiwitan yang masih dipercaya oleh masyarakat. [ENF]
Live Update