Konten dari Pengguna

Tradisi Tabuik Berasal dari Mana? Ini Jawabannya

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
9 Januari 2025 22:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Tradisi Tabuik Berasal dari Mana,Foto:Pexels/Oleksandr P
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Tradisi Tabuik Berasal dari Mana,Foto:Pexels/Oleksandr P
ADVERTISEMENT
Tradisi tabuik berasal dari mana, sebuah pertanyaan yang membawa masyarakat pada pemahaman tentang perpaduan antara ajaran Islam dan budaya lokal Minangkabau yang kaya.
ADVERTISEMENT
Lebih dari sekadar sebuah ritual keagamaan, Tabuik mencerminkan nilai-nilai persatuan, kebersamaan, dan penghormatan terhadap sejarah yang hidup dalam masyarakat.

Tradisi Tabuik Berasal dari Mana? Ini Jawabannya

Ilustrasi Tradisi Tabuik Berasal dari Mana,Foto:Pexels/Tom Fisk
Tradisi tabuik berasal dari mana? Dikutip dari jurnal Upacara Tabuik; Ritual Keagamaan pada Masyarakat Pariaman oleh Refisrul (2016) tradisi Tabuik adalah salah satu upacara yang unik dan penuh makna yang berasal dari Sumatera Barat, tepatnya di Kota Pariaman.
Setiap tahunnya, masyarakat Pariaman merayakan Tabuik sebagai bagian dari peringatan Hari Asyura, yang jatuh pada tanggal 10 Muharram dalam kalender Hijriyah.
Upacara ini memiliki nilai sejarah dan budaya yang kuat, menggabungkan unsur-unsur adat Minangkabau dengan tradisi Islam, khususnya yang berhubungan dengan peristiwa Karbala.
Asal-usul tradisi Tabuik terkait erat dengan ajaran Islam, namun juga dipengaruhi oleh budaya lokal Minangkabau.
ADVERTISEMENT
Beberapa pendapat menyebutkan bahwa tradisi ini dibawa oleh para pedagang dari Timur Tengah yang beragama Islam, dan seiring waktu, masyarakat Minangkabau mengadaptasinya dengan caranya sendiri.
Ajaran Islam tentang peringatan Asyura kemudian diterima oleh masyarakat lokal, yang mengubahnya menjadi tradisi unik seperti pengarakkan Tabuik.
Tradisi Tabuik memiliki makna yang sangat penting bagi masyarakat Pariaman. Selain sebagai bentuk peringatan akan tragedi Karbala, Tabuik juga melambangkan persatuan dan kebersamaan dalam menjaga nilai-nilai agama dan budaya.
Setiap tahun, acara ini menarik perhatian masyarakat setempat maupun wisatawan dari berbagai daerah, menjadikannya sebagai daya tarik budaya yang semakin dikenal.
Tabuik sendiri adalah miniatur yang terbuat dari bambu dan kain yang menyerupai jenazah, yang diarak sepanjang jalan oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
Miniatur tersebut melambangkan tubuh Husain bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW, yang syahid dalam Pertempuran Karbala pada tahun 680 M.
Dalam tradisi ini, masyarakat Pariaman mengenang pengorbanan Husain, sekaligus mengingatkan akan pentingnya perjuangan untuk kebenaran.
Perayaan Tabuik di Pariaman berlangsung selama beberapa hari. Prosesi dimulai dengan pembuatan Tabuik oleh masyarakat setempat, kemudian diarak dengan doa dan takbir.
Para peserta mengenakan pakaian adat Minangkabau sambil mengarak Tabuik. Puncak perayaan ini adalah pelemparan Tabuik ke laut, yang melambangkan penyerahan diri kepada Tuhan.
Itulah jawaban mengenai tradisi tabuik berasal dari mana, yang menjadi salah satu tradisi budaya yang terus dilestarikan menjadi simbol kekayaan budaya Indonesia. (shr)
ADVERTISEMENT