Konten dari Pengguna

Tujuan Pendidikan sebelum Penerapan Politik Etis oleh Belanda

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
10 Maret 2024 22:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tujuan pendidikan sebelum penerapan politik etis. Sumber: pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tujuan pendidikan sebelum penerapan politik etis. Sumber: pixabay
ADVERTISEMENT
Sebelum kebijakan Politik Etis diterapkan mulai tahun 1627, Belanda mulai membuka sekolah bagi kalangan pribumi sebagai bagian dari upaya balas budi setelah menerapkan sistem tanam paksa. Oleh karena itu, tujuan pendidikan sebelum penerapan politik etis oleh Belanda.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Ilmu Pengetahuan Sosial karya Waluyo, memasuki abad ke-19, Belanda telah mendirikan sejumlah sekolah untuk Indonesia. Sekolah yang didirikan oleh Belanda sebelum Politik Etis diterapkan adalah Europeesche Lagere School atau ELS).
Pada artikel ini, akan menjelaskan tujuan pendidikan sebelum penerapan politik etis oleh Belanda.

Tujuan Pendidikan sebelum Penerapan Politik Etis oleh Belanda

Ilustrasi tujuan pendidikan sebelum penerapan politik etis. Sumber: pixabay
ELS adalah sekolah dasar zaman kolonial Hindia Belanda yang ditujukan hanya untuk pelajar yang merupakan keturunan Belanda. ELS didirikan oleh Belanda pertama kali di tahun 1817. Awalnya ELS hanya menerima murid yang berkebangsaan Belanda.
Setelah Politik Etis diterapkan di tahun 1903 ELS juga dibuka untuk pelajar dari kalangan rakyat pribumi. Berikut ini penjelasan tujuan pendidikan sebelum penerapan Politik Etis oleh Belanda.
ADVERTISEMENT
Sebelum Politik Etis, tujuan dilaksanakannya pendidikan oleh Belanda adalah untuk mendapat tenaga kerja yang murah dari kalangan pribumi.
Para tenaga kerja yang dihasilkan bertujuan untuk mengisi posisi sebagai pegawai rendahan di pabrik maupun wilayah dinas tertentu pada tingkat lokal seperti desa, distrik, hingga onderdistrik.
Untuk dapat mengisi posisi itu, rakyat pribumi tentu harus bisa membaca dan menulis terlebuh dahulu.
Pada masa itu, rakyat pribumi masih banyak yang buta huruf karena minimnya pendidikan. Sehingga Belanda memutuskan mendirikan sekolah di Indonesia, untuk melatih rakyat pribumi membaca dan menulis.
Setelah itu, rakyat pribumi akan dipekerjakan di perusahaan atau kantor dinas tertentu. Selain untuk mengisi posisi pegawai rendahan, pemerintah kolonial juga butuh tenaga kerja profesional.
ADVERTISEMENT
Sejak abad ke-19, banyak industri yang mulai berdiri dalam wilayah Hindia Belanda, seperti pabrik gula, mesin, kayu, dan lain-lain. Bidang pabrik tersebut tentu harus diisi oleh tenaga yang ahli.
Oleh sebab itu, Belanda tidak hanya mendirikan sekolah biasa, melainkan sekolah kejuruan juga didirikan. Pada masa Politik Etis, pemerintah kolonial Belanda dengan lebih luas membuka akses pendidikan kepada penduduk pribumi.
Demikian penjelasan tujuan pendidikan sebelum penerapan Politik Etis oleh Belanda. (ARH)