Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Tujuan Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan perang beserta Pelaksanaannya
3 Maret 2024 22:24 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Program Rekonstruksi dan Rasionalisasi atau disingkat RERA merupakan program pemerintahan Moh. Hatta sebagai upaya mengefisienkan jumlah angkatan bersenjata. Oleh karena itu, tujuan rekonstruksi dan rasionalisasi angkatan perang perlu diketahui.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Ilmu Pengetahuan Sosial karya Waluyo, program RERA digagas oleh Zainul Baharudin yang mengajukan kepada KNIP agar sepenuhnya pasukan bersenjata ditempatkan dibawah menteri pertahanan.
Pada artikel ini, akan menjelaskan tujuan rekonstruksi dan rasionalisasi angkatan perang beserta pelaksanaannya.
Tujuan Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang
Rekonstruksi dan rasionalisasi angkatan perang mempunyai tujuan untuk mengurangi beban negara pada bidang ekonomi, terutama terhadap penggajian militer.
Selain itu RERA bertujuan juga untuk merekrut tentara profesional yang tidak hanya memiliki fisik tertentu tetapi juga pengetahuan militer yang memadai.
Dengan adanya RERA diharapkan tentara yang tidak terseleksi atau tidak terpilih dapat dialihkan ke sektor produktif, mencegah masalah politisasi militer, dan mengembalikan kendali pemerintah terhadap angkatan senjata.
ADVERTISEMENT
Pelaksanaan Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang
Pada tahap awal penyeleksian rekonstruksi dan rasionalisasi angkatan perang dilakukan pengurangan tentara dari 160.000 orang tentara menjadi 57.000 orang.
Tenaga yang terkena imbas kebijakan RERA dijanjikan disalurkan untuk Kementrian Pembangunan dan Pemuda dan sebagian lainnya dikembalikan ke profesi semula seperti guru, petani serta polisi pamongpraja.
Selain itu sebanyak 100.000 orang lainnya dikembalikan ke wilayah desa untuk menggarap sektor pertanian. Dengan adanya RERA, di Pulau Jawa yang sebelumnya terdapat tujuh divisi dirampingkan menjadi empat divisi.
Setelah eksekusi kebijakan RERA, kontrol pemerintah pusat menjadi semakin kuat dan melemahkan satuan bersenjata di daerah. Akibat dari hal itu, terjadilah penolakan serta oposisi di daerah seperti di Solo dan Kediri.
ADVERTISEMENT
Pelaksanaan RERA menggeser pemimpin yang bersifat populis menjadi pemimpin yang profesional.
Imbasnya pemimpin populis seperti Kolonel Sutarto yang sangat popular di kalangan Pasukan Panembahan Senopati digantikan kedudukannya dengan pemimpin yang lebih profesional.
Akibat kebijakan RERA, terjadi penolakan di daerah. Contohnya Kahar Muzakar dari Brigade Hasanuddin, Ibnu Hajar dari kesatuan Kesatuan Rakyat Indonesia yang Tertindas serta beberapa perlawanan di luar Jawa dari gerilyawan.
Demikian penjelasan tujuan rekonstruksi dan rasionalisasi angkatan perang beserta pelaksanaannya. (ARH)