Konten dari Pengguna

Tujuan Sistem Ekonomi Merkantilisme pada Kolonialisme

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
16 September 2023 22:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sistem ekonomi merkantilisme. Sumber foto: pexels/Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sistem ekonomi merkantilisme. Sumber foto: pexels/Pixabay.
ADVERTISEMENT
Sistem ekonomi merkantilisme adalah sebuah kerangka kerja ekonomi yang mendominasi kebijakan ekonomi di banyak negara Eropa pada masa awal modern, terutama selama abad ke-16 hingga ke-18.
ADVERTISEMENT
Berikut penjelasan lebih detail tentang sistem ekonomi merkantilisme.

Tujuan Sistem Ekonomi Merkantilisme pada Kolonialisme

Ilustrasi sistem ekonomi merkantilisme. Sumber foto: pexels/Karolina Grabowska.
Sistem ekonomi merkantilisme memiliki tujuan yang sangat terkait dengan praktik kolonialisme pada masa itu. Dalam konteks kolonialisme, berikut adalah tujuan utama dari sistem ekonomi merkantilisme:

1. Akumulasi Logam Mulia

Dalam buku Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam yang ditulis oleh Abdul Qoyum, salah satu tujuan paling mencolok dari sistem merkantilisme adalah mengumpulkan logam mulia, seperti emas dan perak.
Pada saat itu, logam mulia dianggap sebagai sumber kekayaan yang vital. Koloni menjadi salah satu cara untuk mencapai tujuan ini, baik melalui ekspor langsung dari koloni atau melalui hasil perdagangan dengan koloni.

2. Penjamin Kegiatan Perdagangan

Negara-negara Eropa yang menerapkan merkantilisme mencari wilayah koloni yang kaya akan sumber daya alam.
ADVERTISEMENT
Koloni menjadi penjamin kegiatan perdagangan mereka, tempat mereka dapat menghasilkan komoditas unggulan yang diperlukan dalam perdagangan internasional.
Misalnya, koloni Amerika memberikan sumber daya berlimpah seperti tembakau, gula, dan kapas.

3. Memaksimalkan Ekspor dan Meminimalisir Impor

Sistem merkantilisme mendorong negara untuk memaksimalkan ekspor barang ke negara lain dengan tujuan mendapatkan logam mulia.
Sebaliknya, mereka berusaha meminimalkan impor agar logam mulia tidak keluar dari negara mereka sebagai alat pembayaran. Hal inilah yang sering kali mengarah pada kebijakan proteksionis seperti tarif tinggi.

4. Pembentukan Koloni

Negara-negara Eropa mendirikan koloni di berbagai wilayah dunia untuk memperoleh sumber daya alam yang dapat diperdagangkan. Koloni ini juga berfungsi sebagai basis untuk mengamankan rute perdagangan dan mengendalikan sumber daya,
Namun, dengan dibentuknya sistem koloni ini sering kali mengeksploitatif terhadap penduduk asli.
ADVERTISEMENT

5. Meningkatkan Penduduk

Sistem merkantilisme mendorong peningkatan jumlah penduduk dalam rangka meningkatkan produksi dan konsumsi dalam negeri.
Koloni menjadi salah satu cara untuk mencapai pertumbuhan penduduk yang dibutuhkan, dan seringkali orang-orang dari negara penjajah diperintahkan untuk berimigrasi ke koloni.

6. Monopoli Dagang

Pemerintah sering kali memberikan hak monopoli kepada perusahaan-perusahaan dagang swasta, seperti East India Company (EIC) dan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), untuk menguasai perdagangan dengan koloni.
Hal tersebut mendukung tujuan merkantilisme dengan memberikan kontrol penuh atas perdagangan dengan wilayah-wilayah jajahan. Dengan demikian, sistem ekonomi merkantilisme tidak dapat dipisahkan dari kolonialisme pada masa tersebut.
Tujuan sistem ekonomi merkantilisme adalah untuk mengamankan sumber daya alam, logam mulia, dan mengendalikan perdagangan internasional melalui eksploitasi koloni. (DAI)