Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten dari Pengguna
Tuntutan Kapten Westerling dalam Pemberontakan yang Dilakukan beserta Alasannya
10 April 2024 23:19 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Tuntutan Kapten Westerling menjadi pembahasan yang menarik karena berkaitan dengan kesatuan negara Indonesia .
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku Pasti Bisa Sejarah Indonesia, Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) berasal dari kalangan KNIL. Pemimpin dari gerakan tersebut adalah Kapten Raymond Westerling.
Lantas, apa saja tuntutan yang diajukan Kapten Westerling dalam pemberontakannya?
Tuntutan Kapten Westerling dalam Pemberontakan dan Alasannya
Angkatan Perang Ratu Adil atau APRA muncul pada masa Revolusi Nasional di bawah kepemimpinan mantan kapten KNIL yang berenama Raymond Westerling. Terbentuknya APRA cukup mengganggu persatuan NKRI akibat ingin tetap mempertahankan negara federal.
Perang APRA terjadi akibat tidak setujunya dengan hasil keputusan Konferensi Meja Bundar (KMB). Mereka merasa was-was apabila dibubarkannya KNIL menyebabkan mereka dihukum dan dikucilkan kesatuan.
Asal mula dari penggunaan nama Ratu Adil yaitu berkaitan dengan makna penting yang beredar di masyarakat jajahan. Sosoknya menjadi ideologi yang dipercaya di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
Keberadaan Ratu Adil diyakini mendatangkan kesejahteraan di suatu waktu. Sosoknya yang sangat dipercaya masyarakat membuat Westerling memanfaatkannya demi meraih tujuan.
Penggunaan nama tersebut untuk melakukan pemberontakan dianggap akan mendapat banyak dukungan rakyat Indonesia.
Hingga pada 5 Januari 1950, Westerling telah mengirim surat tuntutan pada RIS supaya RIS menghargai berbagai negara bagian, termasuk Pasundan. Selain itu, pemerintah RIS turut diminta memberi pengakuan APRA sebagai tentara Pasundan.
Tak hanya meresahkan pihak RIS, permintaan itu juga membuat sebagian pihak Belanda khawatir. Agar gerakan Westerling terhenti, Hatta memberi perintah menangkap Westerling.
Sayangnya, sebelum rencana dilakukan, Westerling sudah mendengar kabar tersebut. Maka dari itu ia memutuskan untuk menyegerakan kudeta. Pasukan Westerling menembak mati semua TNI yang ditemui di jalan.
ADVERTISEMENT
Westerling melakukan penyerangan di Kota Bandung sementara sang anak buah, Sersan Meijer pergi ke Jakarta. Tujuannya yaitu menangkap Presiden Soekarno serta mengambil alih gedung pemerintahan.
Penyerangan di Jakarta gagal akibat pasukan KNIL serta Tentara Islam Indonesia tidak datang untuk memberi bantuan.
Nah itu dia sekilas pembahasan mengenai tuntutan Kapten Westerling beserta alasannya.(LAU)