Konten dari Pengguna

Upacara Pembakaran Jenazah: Praktik Budaya di Berbagai Daerah

Sejarah dan Sosial
Artikel yang membahas seputar sejarah hingga topik sosial lainnya.
11 Oktober 2024 15:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Upacara Pembakaran Jenazah, Foto: Unsplash/Krisna Yuda
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Upacara Pembakaran Jenazah, Foto: Unsplash/Krisna Yuda
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Upacara pembakaran jenazah merupakan tradisi yang memiliki makna mendalam dalam berbagai budaya di Indonesia. Setiap daerah memiliki cara dan aturan tersendiri dalam melaksanakan ritual ini.
ADVERTISEMENT
Mengutip Jurnal Multikultural & Multireligius, Ade Yamin, (2012: 100), Tradisi merupakan produk budaya yang telah dipertahankan dan dikembangkan di kalangan masyarakat yang mengikutinya.

Upacara Pembakaran Jenazah

Ilustrasi Pembakaran Jenazah, Foto: Unsplash/Krisna Yuda
Upacara pembakaran jenazah mencerminkan kepercayaan, adat istiadat, dan nilai-nilai masyarakat setempat. Berikut adalah beberapa praktik pembakaran jenazah yang ada di Indonesia.

1. Upacara Pembakaran Jenazah di Bali

Ngaben merupakan upacara pembakaran jenazah di Bali yang diyakini oleh masyarakat Hindu Bali sebagai ritual untuk mengembalikan jasad kepada Sang Pencipta. Upacara ini dibagi menjadi tiga jenis.
Dalam upacara Ngaben, jenazah dibakar dalam peti kayu. Sebelum pembakaran, keluarga memberikan berbagai persembahan, seperti makanan dan bunga, sebagai pendamping arwah dalam perjalanannya.
ADVERTISEMENT

2. Upacara Pembakaran Jenazah di Kalimantan Tengah

Kalimantan Tengah memiliki tradisi yang dikenal sebagai Tiwah, yang merupakan upacara ritual kematian tingkat akhir bagi masyarakat Suku Dayak. Ritual ini dilakukan setelah jenazah dikubur selama beberapa tahun hingga hanya tersisa tulang-belulang.
Upacara Tiwah bertujuan untuk mengantarkan arwah leluhur ke tempat abadi, yaitu Lewu Tatau, bersama Ranying, dewa tertinggi dalam kepercayaan Dayak.

3. Upacara Pembakaran Jenazah di Papua

Pembakaran mayat dalam tradisi masyarakat Dani awalnya muncul sebagai respons terhadap keprihatinan terhadap keadaan jenazah yang dibiarkan terbuka di tempat umum atau di bawah pohon, hingga membusuk dan dikerubuti ulat.
Untuk merawat jenazah, masyarakat Dani melaksanakan upacara yang disebut Warekma (pembakaran mayat). Proses perawatan hingga pembakaran jenazah mengikuti urutan tertentu.
Biasanya, jenazah ditempatkan dalam posisi menyamping dan meringkuk saat dibakar. Seluruh barang milik almarhum, terutama benda-benda di sekelilingnya, juga akan dibakar bersamaan dengan jenazah.
ADVERTISEMENT
Demikianlah upacara pembakaran jenazah di beberapa daerah Indonesia. Melalui ritual ini, masyarakat berusaha memberikan penghormatan terakhir dengan lebih baik. (Nab)