Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Upacara Seikerei: Pengertian dan Bentuk Perlawanan yang Digunakan
27 Februari 2024 19:23 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sejarah dan Sosial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Upacara Seikerei mendapat banyak perlawanan karena dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Pengertian Upacara Seikerei
Upacara Seikerei berdasarkan buku Pasti Bisa Sejarah Indonesia yang disusun Tim Ganesha Operation memiliki pengertian upacara menghormati matahari setiap pagi hari.
Lebih lanjut, upacara Seikerei adalah penghormatan terhadap kaisar yang dianggap sebagai keturunan dewa matahari dengan membungkukkan badan ke arah timur.
Upacara Seikerei berasal dari ajaran agama Shinto yang merupakan sebuah agama di Jepang. Tuhan mereka adalah entitas supranatural yang dipercaya menghuni segala sesuatu.
Entitas tersebut bahkan berjumlah hingga 8 juta yang tersebar di laut, pegunungan, dan semua hal di alam. Namun, dewa tertinggi yang mereka yakini adalah Amaterasu atau dewa matahari.
ADVERTISEMENT
Jepang mewajibkan masyarakat Indonesia untuk melakukan upacara Seikerei dalam rangka menanamkan sikap kesetiaan, bersamaan dengan hal lainnya.
Sebagai contoh, Jepang mewajibkan bahasa Jepang digunakan sebagai bahasa pengantar kegiatan belajar mengajar, mengibarkan bendera Jepang disebelah bendera Indonesia, juga menyanyikan lagu Kimigayo setelah Indonesia Raya.
Upacara Seikerei yang dibawa oleh tentara Jepang di Indonesia, mendapat banyak perlawanan karena dianggap bertentangan dengan ajaran agama Islam.
Dalam buku Explore Sejarah Indonesia Jilid 2 karya Abdurakhman dan Arif dipaparkan bahwa beberapa tokoh yang menentang upacara Seikerei, antara lain K. H. Zainal Mustofa di Singaparna.
K. H. Zainal Mustofa bahkan merencanakan pemberontakan terhadap Jepang pada 25 Februari 1944, walau rencana tersebut lebih dulu diketahui oleh Jepang yang membuatnya harus menghadap perwakilan Jepang.
ADVERTISEMENT
Dalam buku KH. Hasyim Asy’ari: Membangun, Membela, dan Menegakkan Indonesia karya Miftahuddin, juga dijelaskan bagaimana KH. Hasyim Asy’ari menentang upacara Seikerei.
KH. Hasyim Asy’ari bersama pesantren Tebuireng juga organisasi yang didirikan, yaitu Nahdlatul Ulama, menentang dan melawan penjajah, salah satunya adalah dengan menentang upacara Seikerei.
Demikian pembahasan mengenai pengertian dan juga beberapa perlawanan terhadap upacara Seikerei di Indonesia. (SP)