Aplikasi Digital Bantu Lawan Stigma Tentang HIV/AIDS

Sekar Okta Deliana
Halo, kenalin aku mahasiswi jurusan kesehatan masyarakat STIKIM. Semoga tulisanku bermanfaat dan salam kenal ya
Konten dari Pengguna
7 Agustus 2022 20:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sekar Okta Deliana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto : pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto : pixabay.com
ADVERTISEMENT
HIV AIDS, dua penyakit yang kerap dianggap sebagai satu penyakit yang sama padahal keduanya berbeda. HIV (Human Immunodeficiency Virus) itu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Sedangkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) itu kondisi akibat infeksi virus HIV. Untuk orang yang terinfeksi HIV ini diharuskan mengonsumsi obat ARV (antiretroviral) ya untuk mencegah kondisi AIDS tersebut.
ADVERTISEMENT
Penyakit HIV/AIDS itu termasuk penyakit menular, kasusnya sendiri di Indonesia berdasarkan Kemenkes pada tahun 2020 untuk HIV sebesar 409.857 dan AIDS sebanyak 127.873 orang. Selain menular tentunya penyakit ini juga berbahaya, bahaya dari HIV/AIDS bukan hanya dari kemudahan cara penularannya saja ya. Bagi penderitanya, komplikasi HIV dan AIDS dalam jangka panjang bisa membuat tubuh lebih rentan terserang berbagai macam penyakit sampai menyebabkan kematian.
Mirisnya, penyakit AIDS dan virus HIV yang berbahaya ini masih saja dipandang negatif oleh masyarakat. Penderita HIV AIDS kerap mendapat komentar miring dan dikucilkan masyarakat. Stigma dan diskriminasi terhadap ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) masih menjadi hambatan utama pemberantasan penyakit ini karena menimbulkan ketakutan dan membuat masyarakat enggan untuk melakukan tes HIV/AIDS, rasa malu untuk memulai pengobatan, dan sulit untuk menerima pendidikan tentang HIV/AIDS.
ADVERTISEMENT
Stigma tersebut bisa terjadi karena ketidaktahuan masyarakat tentang informasi HIV yang benar dan lengkap, khususnya dalam cara penularan HIV, orang yang berisiko tertular HIV dan cara pencegahannya. Tak menampik ya kalau sampai sekarang tes HIV/AIDS ini masih memberikan kesan tabu dan membuat masyarakat menolak untuk melakukannya.
Dari masalah tersebut, maka diperlukan sebuah cara alternatif yang bisa diterapkan oleh semua masyarakat yaitu dengan penerapan aplikasi digital.

Kenapa aplikasi digital?

Karena saat ini bisa dikatakan hampir semua orang menggunakan smartphone di kehidupan sehari-hari. Tidak dipungkiri lagi di berbagai tempat mulai dari sekolah, kantor, mall sampai kendaraan umum, begitu banyak orang disibukkan dengan smartphone nya. Karena itulah pelibatan aplikasi digital dirasa efektif untuk membantu edukasi dan melayani masyarakat.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu Koalisi AIDS Indonesia meluncurkan satu aplikasi digital bernama “Sobat Sehat” yang resmi diluncurkan pada 17 Maret 2019. Aplikasi ini tidak hanya membantu masyarakat dalam menemukan layanan informasi untuk penyakit HIV/AIDS, tetapi juga penyakit Tuberculosis (TB) dan Hepatitis C.
Tidak sampai disitu, aplikasi ini bahkan menyediakan layanan chat dengan para petugas untuk mendukung kebutuhan kalian yang mengutamakan privasi. Aplikasi Sobat Sehat ini dapat dengan mudah didapatkan dengan cara mengunduhnya di playstore/appstore secara gratis.
Cara penggunaan aplikasi ini juga mudah ya, pertama kita hanya perlu download aplikasi ini, lalu sign up/in dan isi profil diri kita. Setelah itu kita bisa melihat dan mendapatkan informasi dari fitur-fitur aplikasi Sobat Sehat. Selain itu, aplikasi ini juga menyediakan fitur bagi kalian yang mau cepat dalam mengakses layanan kesehatan. Kalian cukup buka aplikasi ini dan kalian langsung bisa konsultasi hingga menentukan tanggal kapan kalian dapat pergi ke layanan kesehatan terdekat. Aplikasi ini juga menjamin privasi pengguna. Mudah sekali bukan?
ADVERTISEMENT
Karena sampai saat ini belum banyak orang yang aware dengan TB/ Hepatitis C/ HIV AIDS. Tidak jarang masyarakat baru sadar saat kondisinya sudah akut. Maka dari itu mari sama-sama kita belajar untuk memiliki gaya hidup yang sehat. Bukan itu saja, tapi kita juga harus peka dan mau belajar tentang gejala-gejala penyakit tersebut ya. Agar penyakit tersebut bisa terdeteksi dini serta lebih mudah untuk ditangani.
Dengan melibatkan aplikasi digital ini diharapkan akan meningkatkan kesadaran diri masyarakat tentang penyakit HIV/AIDS, Tuberkulosis, Hepatitis C dan cara penularan sampai ke cara pengobatannya. Selanjutnya kalian dan masyarakat lainnya bisa secara sukarela akan memeriksakan diri, terutama jika kalian termasuk orang yang berisiko.
Untuk mencapai Indonesia Bebas HIV/AIDS seharusnya masyarakat Indonesia dapat bergotong-royong dan saling mengingatkan untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Dimulai dari kepedulian dan kesadaran masyarakat mengenai penyakit HIV/AIDS serta dengan banyaknya mengonsumsi dan menyebarkan informasi tepercaya mengenai HIV/AIDS. Lalu mari kita stop stigma dan diskriminasi untuk pengidap HIV/AIDS, untuk Indonesia dengan lingkungan masyarakat yang lebih sehat lagi.
ADVERTISEMENT