Konten dari Pengguna
Anak Sudah Bermain Ponsel Sejak Usia Dini, Bijak Atau Bahaya?
27 Juni 2025 15:42 WIB
·
waktu baca 3 menitKiriman Pengguna
Anak Sudah Bermain Ponsel Sejak Usia Dini, Bijak Atau Bahaya?
Orang tua kini lebih mengandalkan ponsel untuk menenangkan anak. Padahal, penggunaan ponsel yang kurang tepat akan mengganggu tumbuh kembang anak. Orang tua harus mendampingi & membatasi hal tersebut.Sekar Putri A

Tulisan dari Sekar Putri A tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Di era digital, penggunaan ponsel tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa tetapi juga pada anak-anak dengan umur yang masih dini. Beberapa orang tua secara sadar memberikan ponsel kepada anaknya dengan tujuan agar anak tidak rewel dan menangis secara terus menerus. Ponsel dianggap alat yang tepat untuk menenangkan anak-anak dalam waktu singkat. Akibatnya, anak-anak jadi lebih terbiasa menggunakan ponsel dalam kehidupan sehari-hari untuk menonton video, bermain game, mendengarkan lagu dan aktivitas hiburan lainnya.
ADVERTISEMENT
Kebiasaan tersebut kini semakin umum terjadi di tengah masyarakat dan dianggap sebagai hal yang wajar. Padahal, berdasarkan publikasi terkait Profil Anak Usia Dini 2024 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik melalui hasil data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) di tahun 2024 menyatakan bahwa
Angka ini cukup mengkhawatirkan, mengingat anak usia dini sedang berada di masa emas untuk perkembangan otak, emosi, dan kemampuan motoriknya.
Sebagai seseorang yang tumbuh beriringan dengan perkembangan teknologi, penulis percaya bahwa penggunaan ponsel bukanlah sesuatu yang harus dihindari sepenuhnya. Namun di kehidupan saat ini, semakin banyak anak usia dini yang tidak bisa lepas dari penggunaan ponsel. Mereka cenderung menunjukkan reaksi seperti marah atau menangis ketika aktivitas penggunaan ponselnya dihentikan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ponsel bisa menjadi sarana hiburan yang praktis, penggunaannya yang tidak terkontrol juga dapat berdampak pada kondisi emosional anak.
ADVERTISEMENT
World Health Organization (WHO) melalui publikasi Guidelines on Physical Activity, Sedentary Behaviour and Sleep for Children under 5 Years of Age pada tahun 2019 menyatakan bahwa
World Health Organization (WHO) juga menekankan bahwa anak usia dini lebih baik untuk melakukan aktivitas fisik, memiliki waktu tidur yang cukup, serta berinteraksi sosial dengan lingkungan sekitarnya agar mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang lebih optimal.
Dengan mempertimbangkan data dan pedoman tersebut, tak dapat dipungkiri bahwa pemberian ponsel kepada anak usia dini bukanlah keputusan yang tepat. Anak pada usia tersebut belum memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri saat menggunakan ponsel dan belum bisa membedakan mana konten yang memberikan dampak positif dan negatif. Jika kebiasaan ini dibiarkan, anak akan berpotensi tumbuh dengan ketergantungan terhadap layar dan kurang mendapatkan kesempatan untuk bersosialisasi serta bergerak dalam masa pertumbuhannya.
ADVERTISEMENT
Paparan penggunaan ponsel tanpa pengawasan orang tua maupun orang dewasa pada anak usia dini juga dapat mengganggu pola tidur, emosi, serta melemahkan kemampuan mereka dalam membangun fokus, berimajinasi, dan berempati. Sayangnya, efek negatif ini seringkali tidak langsung terlihat, sehingga masih banyak orang tua yang kurang menyadari bahwa kebiasaan sederhana seperti memberikan ponsel untuk menenangkan anak justru dapat memberikan dampak yang buruk untuk kedepannya.
Menurut penulis, sudah saatnya orang tua masa kini lebih bijak dalam memberikan penggunaan ponsel pada anak usia dini. Penggunaan ponsel ini perlu diawasi dan dibatasi sesuai dengan pedoman yang direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO). Selain itu, orang tua juga perlu lebih sering melibatkan anak dalam aktivitas interaktif seperti belajar, bermain, menyusun puzzle, mewarnai, dan kegiatan lainnya yang lebih mampu bermanfaat dalam mendukung tumbuh kembang anak. Mari bersama-sama ciptakan lingkungan yang sehat, aktif, dan bahagia karena masa depan anak-anak adalah tanggung jawab kita bersama.
ADVERTISEMENT