Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Microlearning: Metode Pembelajaran Seru dan Praktis Paling Kekinian
3 Mei 2023 15:31 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Sekar Ragil Pangesti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kita semua pasti pernah merasa bosan ketika belajar karena materi yang disampaikan terlalu panjang dan sulit dipahami. Itu sebabnya, banyak pelajar yang lebih memilih untuk menghabiskan waktu mereka dengan bermain media sosial.
ADVERTISEMENT
Tapi pernahkah kalian terpikirkan sebuah metode belajar efektif yang memiliki desain pembelajaran seperti TikTok, reels Instagram, dan YouTube shorts? Jika tertarik, inilah saat yang tepat untuk mengetahui lebih dalam mengenai metode microlearning.
Apa Itu Metode Microlearning?
Apakah kalian pernah menemui postingan edukasi di media sosial yang menggunakan infografis dan video pendek? Jika iya, tanpa disadari kalian sudah menemui konten yang menggunakan microlearning sebagai desain pembelajaran.
Sebenarnya konten microlearning sudah banyak kita temui dalam kegiatan sehari-hari terutama saat sedang menjelajah media sosial, hanya saja karena kurang familiar kita tidak dapat menyadarinya secara langsung.
Seperti namanya, microlearning terdiri dari dua kata yaitu micro (kecil) dan learning (pembelajaran). Microlearning merupakan metode pembelajaran skala kecil di mana konten atau object learning dirancang dalam bentuk segmen-segmen kecil sehingga informasi yang disampaikan menjadi sebuah short content. Inti dari microlearning adalah belajar efektif, fleksibel, dan terfokus pada suatu pembahasan. Semua poin tersebut dianggap menjadi solusi cara belajar yang asik dan praktis.
ADVERTISEMENT
Pada konsep microlearning, kita tidak akan menemukan banyak tulisan dalam satu halaman seperti yang biasa terdapat pada buku. Microlearning cenderung menggunakan infografis, teks pendek, dan ilustrasi dalam penyampaian sebuah informasi. Microlearning juga memanfaatkan media digital seperti aplikasi seluler, video, website, dan eBook sebagai sarana pembelajaran. Oleh sebab itu, fleksibel menjadi salah satu kekuatan microlearning sebagai cara efektif untuk belajar di mana saja dan kapan saja.
Microlearning vs Pembelajaran Tradisional
Microlearning memiliki beberapa perbedaan dengan pembelajaran tradisional yang sudah sering kita lakukan, pembelajaran tradisional juga biasa disebut dengan macrolearning atau pembelajaran makro. Berikut beberapa perbedaan microlearning dan macrolearning yang bisa kita temukan.
Materi yang dikemas dengan konsep microlearning menghadirkan solusi cepat dari apa yang sedang kita butuhkan. Sebagai contoh, jika dalam metode macrolearning kita ingin mencari tahu “cara belajar photoshop”, dalam konsep microlearning kita lebih ingin belajar salah satu elemen dari photoshop seperti “saya ingin mencari tahu cara memangkas foto”, itulah yang dimaksud microlearning lebih berfokus pada satu tujuan. Namun, maksud durasi dalam microlearning tidak selalu mengarah pada video saja, hal tersebut berlaku juga pada bentuk microlearning lainnya.
ADVERTISEMENT
Tantangan dalam Penerapan Metode Microlearning
Beragam kemudahan yang ditawarkan microlearning pastinya memerlukan usaha ekstra dalam merealisasikannya. Salah satu tantangan seorang konten kreator microlearning adalah harus memiliki kemampuan dalam mengemas sebuah informasi ke dalam bentuk micro. Tantangan lain yang harus dihadapi dalam membuat pembelajaran berbasis microlearning adalah sebagai berikut:
Meningkatkan personalisasi konten
Seorang konten kreator microlearning akan terus mempersonalisasi konten agar selalu relevan bagi setiap orang. Kegiatan ini dilakukan secara berulang-ulang sehingga dapat menimbulkan rasa bosan. Mempersonalisasi konten berarti memodifikasi sebuah konten agar sesuai dengan kebutuhan audiens. Semakin banyak target audiens yang dituju, semakin banyak pula riset yang dibutuhkan.
Memperbarui konten
Saat ini sebuah konten menjadi ketinggalan zaman dan tidak relevan dengan sangat cepat. Kebutuhan audiens akan berubah-ubah setiap harinya tergantung apa yang mereka lihat dan masalah apa yang sedang dihadapi. Oleh sebab itu, seorang konten kreator harus memiliki kemampuan manajemen waktu yang sangat baik. Semakin banyak konten yang dimiliki, semakin sulit untuk mengelolanya. Konten yang terlalu lama diproses kemungkinan menjadi tidak relevan ketika diunggah sehingga perlu kecepatan dalam tahap perencanaan dan editing.
ADVERTISEMENT
Media digital sebagai media penyebaran konten
Pemanfaatan media digital dalam penyebaran konten microlearning telah memberikan kemudahan bagi pengguna untuk mengaksesnya. Hanya saja perlu dipahami bahwa melalui media digital seperti aplikasi, website, dan media sosial membutuhkan teknologi untuk menyalurkan konten seperti telepon genggam dan internet. Realitanya, sebagian kecil masyarakat masih belum memiliki akses internet sehingga konten microlearning masih belum bisa diakses oleh semua kalangan.
Waktu yang singkat
Sesuai dengan namanya, microlearning menawarkan pembelajaran mikro yang singkat dan praktis. Oleh sebab itu, konten yang dihasilkan harus dikemas seminimalis mungkin tanpa menghilangkan nilai informatifnya. Misalkan karyawan, mereka cenderung lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja sehingga mengandalkan pelatihan berbasis microlearning. Akan membutuhkan banyak waktu apabila karyawan harus bertanya atau mencari guide book ketika menghadapi permasalahan dalam pekerjaan. Melalui microlearning, mereka dapat menemukan solusi dengan cepat dan tepat tanpa perlu ribet!
ADVERTISEMENT
Mengembangkan budaya belajar yang menyenangkan
Guna memberikan pengalaman belajar seru dan tidak monoton, konten kreator microlearning harus kreatif dalam mengembangkan pembelajaran yang tidak mengandalkan kumpulan materi saja. Itu sebabnya konten microlearning biasanya menyertakan kuis dan aktif menggunakan CTA (call to action) untuk menciptakan interaksi dengan audiens. Selain kuis, sebuah komunitas juga seringkali dibuat agar audiens dapat saling berdiskusi.
Microlearning Menjawab Setiap Kendala Dalam Belajar
Pada intinya microlearning menjamin tiga hal yaitu Time (waktu), Relevance (Relevansi), dan Flexibility (fleksibilitas). Melalui waktu yang singkat kita bisa mendapatkan solusi yang relevan dari permasalahan yang tengah dihadapi. Selain itu, microlearning juga memungkingkan kita untuk belajar dimana saja dan kapan saja. Itu sebabnya metode ini sering digunakan oleh para perusahaan untuk memberikan pelatihan kepada karyawannya.
ADVERTISEMENT
Kekurangan Microlearning
Setelah membahas banyak kelebihan dari microlearning, sudah saatnya kita beranjak pada beberapa kelemahannya. Untuk mendapatkan waktu yang cepat dalam belajar, pastinya ada beberapa hal yang harus dikorbankan. Berikut beberapa kekurangan dari microlearning:
Kekurangan diatas harapnya dapat dijadikan pertimbangan untuk terciptanya sebuah metode pembelajaran baru yang lebih efektif atau perkembangan dalam microlearning itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Membuat Konten Microlearning
Ketika hendak membuat konten microlearning, ada enam hal yang harus diperhatikan yaitu:
ADVERTISEMENT
Microlearning Bagi Setiap Generasi
Pernah mendengar bahwa microlearning hanya cocok digunakan untuk generasi milenial dan generasi Z? faktanya, itu salah besar, loh!
Dilansir dari Databoks, jumlah pengguna internet global pada januari 2023 tembus sampai 5,16 Miliar jiwa dan 212, 9 juta jiwa di Indonesia. Microlearning memanfaatkan teknologi media sosial dan internet dalam penyebaran kontennya sehingga tidak menutup kemungkinan bagi kita untuk menghasilkan konten bagi generasi di atas milenial. Dengan begitu, kita perlu memahami setiap generasi yang akan menjadi target audiens agar menghasilkan konten yang sesuai.
Pada dasarnya microlearning adalah solusi belajar dan pelatihan yang efektif serta efisien. Metode ini telah digunakan oleh banyak platform pembelajaran dan pelatihan seperti FitAcademy, Inspigo, dan Cakap.
ADVERTISEMENT