Masa Depan Mahasiswa Indonesia terhadap Aturan Baru Biaya Kuliah di Norwegia

Sekarsari Sugihartono
Mahasiswi Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Studi Hubungan Internasional
Konten dari Pengguna
21 November 2022 9:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sekarsari Sugihartono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada awal tahun 2022, Pemerintah Norwegia mengajukan proposal tentang perubahan biaya kuliah di Norwegia untuk para mahasiswa internasional. Proposal ini merekomendasikan bahwa universitas Norwegia harus mulai membebankan biaya kepada siswa non-UE sebesar NOK130.000 (USD$13.000) pada tahun 2023, meskipun juga menetapkan bahwa masing-masing institusi dapat mengenakan biaya lebih dari itu untuk kursus yang banyak diminati.
ADVERTISEMENT
Adanya perubahan aturan ini ditujukan untuk menarik hanya siswa internasional yang paling “bermotivasi”. Penurunan yang diantisipasi dalam pendaftaran internasional secara keseluruhan diharapkan kemudian membebaskan kapasitas dalam sistem pendidikan tinggi dan akomodasi untuk siswa Norwegia.
Norwegia merupakan negara yang kaya akan sumber dayanya dan sangat mandiri dalam sektor teknologi maupun pendidikan, sehingga terhitung pada tahun ini ada sebanyak 13.000 ribu mahasiswa internasional dari seluruh dunia belajar di negara ini, dua per tiganya berasal dari luar Uni Eropa.
Demo yang diadakan mahasiswa internasional di Trondheim. Sumber: Dokumentasi Pribadi
Kekhawatiran semua pihak adalah bahwa aturan baru ini dapat menghalangi hingga 80% siswa non-UE untuk memilih belajar di negara tersebut, dikarenakan saat ini para mahasiswa internasional memiliki hak yang sama untuk studi gratis seperti siswa Norwegia.
ADVERTISEMENT
Menurut survei yang dilakukan secara wawancara terhadap para mahasiswa internasional yang saat ini sedang kuliah di Norwegia, salah satu alasan utama mengapa mereka memilih kuliah di Norwegia adalah karena biayanya yang gratis, dan mereka semua sangat khawatir akan keadaan finansial di masa depan apabila harus membayar dana sebesar itu untuk semester selanjutnya.
Menurut bagan survei yang dibuat oleh Study.eu, hampir seperempat dari mahasiswa internasional tidak mampu membayar biaya kuliah sebesar NOK5.000, apalagi biaya itu ditingkatkan menjadi NOK13.000 maka mereka tidak memiliki pilihan selain keluar dari universitas atau mencari opsi beasiswa.
CEO Study.eu, Gerrit Bruno Blöss, mengutarakan bahwa fenomena ini akan menurunkan jumlah siswa internasional secara drastis dan akan mempengaruhi keadaan ekonomi Norwegia. “Dalam jangka pendek, ini mungkin tawaran yang bodoh. Lebih sedikit siswa berarti lebih sedikit uang yang mengalir ke ekonomi lokal. Dan meskipun tidak banyak siswa yang benar-benar membayar biaya, banyak biaya operasional akan tetap bahkan dengan kelas yang lebih kecil,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Fenomena ini telah terjadi di Swedia dan Finlandia, di mana pada tahun 2011, Swedia memperkenalkan biaya kuliah untuk siswa internasional, yang berkontribusi terhadap penurunan hingga 80% dalam pendaftaran asing selama beberapa tahun, hingga 2014.
Pada tahun 2017, siswa internasional di Finlandia juga mulai membayar biaya kuliah yang mengakibatkan penurunan pendaftaran asing secara cepat. Di negara ini, para mahasiswa membayar sekitar US$6.200 hingga $8.292 per tahun, sedangkan di Norwegia, biaya kuliah per tahun nya adalah sebesar US$7.000 sampai dengan US$12.400. Hal ini membuat biaya Norwegia ditetapkan sebagai yang termahal di antara ketiga negara tersebut.
Demo di depan Universitas Sains dan Teknologi Norwegia. Sumber: Dokumentasi Pribadi
Pada bulan Oktober lalu, beberapa demo dilakukan oleh para mahasiswa internasional di Norwegia, terutama di kota Trondheim dan Oslo di mana banyak universitas yang memiliki jumlah mahasiswa internasional yang cukup tinggi. Mereka menuntut pemeritah Norwegia untuk membatalkan proposal itu serta membuat petisi untuk ditandatangani. Mereka berpendapat bahwa seluruh siswa berhak mendapatkan pendidikan gratis dan hak yang sama. Mereka berpendapat aturan baru ini bertolak belakang dengan prinsip dasar dan konvensi hak atas pendidikan, serta tujuan pembangunan berkelanjutan PBB yang telah ditandatangani oleh Norwegia.
ADVERTISEMENT
Kita hanya bisa berharap bahwa proposal ini dapat dibatalkan sehingga masa depan para mahasiswa internasional di Norwegia dapat terjamin dan dapat meningkatkan minat para mahasiswa di Indonesia untuk belajar di Norwegia. Dengan peningkatan jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Norwegia, akan secara otomatis memperkuat hubungan diplomasi dan bilateral antara dua negara tersebut, dan diharapkan di masa depan dapat memajukan kemakmuran dalam hal pendidikan, ekonomi, serta kerja sama yang lainnya.
Demo di pusat kota Trondheim. Sumber: Dokumentasi Pribadi