Polemik Persetujuan Turki terhadap Masuknya Finlandia sebagai Anggota NATO

Sekarsari Sugihartono
Mahasiswi Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Studi Hubungan Internasional
Konten dari Pengguna
20 Maret 2023 10:27 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sekarsari Sugihartono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Simbol NATO. Foto: Kenzo Tribouillard / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Simbol NATO. Foto: Kenzo Tribouillard / AFP
ADVERTISEMENT
Sejak perang antara Rusia dan Ukraina terjadi, Finlandia dan Swedia mengajukan permohonan untuk masuk sebagai anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau North Atlantic Treaty Organization (NATO).
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, Turki dan Hungaria merupakan negara anggota NATO yang menolak akan masuknya Finlandia dan Swedia. Turki merasa bahwa Finlandia dan Swedia belum memberikan banyak kontribusi untuk memerangi kelompok teror PKK dan Organisasi Teroris Fetullah (FETO) yang berada di negaranya.
PKK adalah organisasi teroris yang terdiri dari Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Turki dan merupakan aktor di balik peristiwa kudeta yang terjadi pada tahun 2016 silam. Organisasi ini bertanggung jawab atas kematian 40.000 korban, termasuk wanita dan anak-anak.
Presiden Turki, Recep Tayyib Erdogan. Sumber: Shutterstock
Namun, pada bulan Juni 2022 diadakan pertemuan trilateral antara Turki, Finlandia, dan Swedia guna membahas isu untuk memberantas organisasi teroris dan mengembalikan stabilitas dan keamanan dalam KTT NATO di Madrid. Finlandia dan Swedia menandatangani memorandum untuk memerangi masalah keamanan akan adanya organisasi teroris, dan ini disambut dengan baik oleh Turki. Hal ini secara tidak langsung menunjukkan perubahan respons Turki atas masuknya kedua negara nordik ini menjadi lebih positif.
Menteri Luar Negeri Finlandia dan Menteri Luar Negeri Swedia dalam pertemuan trilateral. Sumber: Shutterstcok
Pemerintah Turki tampaknya mulai bersikap lebih tenang dan positif karena pada tanggal 17 Maret 2023, Presiden Recep Tayyip Erdogan mengadakan konferensi pers dengan Presiden Finlandia Sauli Niinistro dan memutuskan untuk melanjutkan proses ratifikasi protokol masuknya Finlandia sebagai anggota NATO.
ADVERTISEMENT
Turki beranggapan bahwa semenjak ketiga negara tersebut menandatangani memorandum, Finlandia telah menunjukkan usaha dan aksi positif dalam memenuhi komitmennya. Presiden Erdogan juga menyatakan bahwa ia berharap parlemennya akan menyetujui hal ini sebelum pemilihan yang akan diadakan pada tanggal 14 Mei.
Presiden Finlandia juga merasa sangat senang dan menyambut baik karena negaranya memiliki perbatasan yang terpencil dan panjang dengan Rusia, ia berharap dapat terjadi kerja sama yang baik dan dapat saling memajukan sisi ekonomi, keamanan, maupun stabilitas dalam semua sektor.
Bendera NATO. Sumber: Shutterstock
Tindakan ini mendapat respons yang sangat positif dari banyak negara, namun juga mengundang pertanyaan akan kapan Swedia diterima juga sebagai anggota NATO. Swedia dan Finlandia merupakan negara nordik yang memiliki hubungan sangat erat dan tidak terpisahkan.
ADVERTISEMENT
Tobias Billstrom, Menteri Luar Negeri Swedia, menyatakan bahwa sampai sekarang ini Swedia masih berharap kepada Turki untuk menerima mereka sebagai anggota NATO pada saat pertemuan aliansi di Vilnius pada bulan Juli mendatang.
Ia juga menyatakan bahwa mitra nya masih mendukung penuh akan masuknya Swedia ke NATO dan akan menjamin keamanan selama proses ini terjadi.
Apabila kedua negara, baik Finlandia dan Swedia diterima masuk NATO, akan memperkuat keamanan dan diplomasi di antara negara-negara yang terlibat, dan diharapkan juga akan bertindak sebagai mediator kuat dalam menyelesaikan konflik perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.