Konten dari Pengguna

Sinyal Kuat Indonesia untuk Memasuki BRICS: Implikasi Politik dan Ekonomi

Sekarsari Sugihartono
Mahasiswi Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Studi Hubungan Internasional
28 Oktober 2024 11:28 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sekarsari Sugihartono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Keputusan Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam KTT BRICS 2024 yang diadakan di Kazan, Rusia, menandai perubahan signifikan dalam strategi geopolitik negara tersebut. Meskipun Indonesia telah mempertahankan sikap non-blok secara historis, kini Indonesia mengisyaratkan keinginan untuk mendiversifikasi kemitraan ekonomi di luar aliansi tradisional Barat. Menteri luar negeri yang baru, Harta Suigono, mewakili Indonesia di KTT tersebut, tempat para pemimpin global utama seperti Vladimir Putin dan Xi Jinping berkumpul untuk memperkuat pengaruh blok mereka. Artikel ini membahas konsekuensi politik dan ekonomi dari keterlibatan Indonesia dengan BRICS, dengan fokus pada apa arti perubahan ini bagi kepentingan nasional dan dinamika regional.
KTT BRICS 2024. Sumber: Shutterstock.
zoom-in-whitePerbesar
KTT BRICS 2024. Sumber: Shutterstock.
Jalan Baru Indonesia dengan BRICS
ADVERTISEMENT
Partisipasi Indonesia dalam BRICS dipandang sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk memposisikan ulang dirinya dalam lanskap global yang terus berubah. Sebagai pengelompokan negara-negara ekonomi berkembang yang meliputi Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan, BRICS berupaya menciptakan alternatif bagi struktur global yang didominasi Barat seperti G7. Keterlibatan Indonesia menandakan niatnya untuk mendiversifikasi kemitraan perdagangan dan memperoleh akses ke kerangka kerja pembangunan BRICS, seperti Bank Pembangunan Baru.
Pada pertemuan puncak tersebut, diskusi menekankan kerja sama dalam perdagangan, keuangan, dan teknologi, yang semuanya sejalan dengan prioritas ekonomi Indonesia. Para pemimpin BRICS, khususnya Tiongkok dan Rusia, telah menyatakan keinginannya untuk terlibat dengan mitra baru dari Asia Tenggara, yang menghadirkan blok tersebut sebagai jangkar kerja sama ekonomi di belahan bumi selatan. Sebagai imbalannya, Indonesia dapat memanfaatkan keanggotaannya untuk menegosiasikan persyaratan perdagangan yang lebih baik dan menarik investasi.
ADVERTISEMENT
Implikasi Politik Bergabung dengan BRICS
Keberpihakan Indonesia dengan BRICS membawa peluang dan tantangan dalam ranah politik. Karena blok tersebut memposisikan dirinya sebagai penyeimbang pengaruh Barat, Indonesia harus berhati-hati dalam menjalin hubungannya dengan mitra tradisional seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa. Perluasan BRICS hingga mencakup negara-negara seperti Iran, Mesir, dan UEA mencerminkan pergeseran global yang semakin besar menuju multipolaritas, yang dapat membentuk kembali dinamika diplomasi internasional.
Manfaat politik utama bagi Indonesia adalah meningkatnya pengaruh dalam platform multilateral. Dengan berpartisipasi dalam BRICS, Indonesia dapat memperkuat suaranya dalam isu-isu global, termasuk perubahan iklim, reformasi ekonomi, dan tata kelola perdagangan global. Namun, ada kekhawatiran tentang menjadi terlalu dekat dengan Tiongkok, yang mendominasi blok BRICS dan sering kali mengejar kepentingan strategisnya sendiri. Indonesia harus menyeimbangkan keterlibatannya dengan BRICS sambil mempertahankan kepemimpinan regionalnya dalam ASEAN.
ADVERTISEMENT
Dampak dan Peluang Ekonomi
Secara ekonomi, Indonesia akan memperoleh manfaat yang signifikan dengan bergabung dengan BRICS. Karena blok tersebut mempromosikan alternatif untuk sistem keuangan yang didominasi dolar AS, seperti menggunakan mata uang lokal untuk perdagangan, Indonesia dapat mengurangi paparannya terhadap volatilitas mata uang dan risiko keuangan eksternal. Akses ke mekanisme keuangan BRICS, termasuk pinjaman infrastruktur dan bantuan pembangunan, dapat mendorong sektor-sektor utama seperti transportasi, manufaktur, dan pertanian.
Pengaruh ekonomi yang semakin besar dari anggota BRICS juga menghadirkan peluang perdagangan bagi Indonesia. Tiongkok, anggota inti BRICS, sudah menjadi salah satu mitra dagang terbesar Indonesia, dan keterlibatan yang lebih dalam dapat lebih meningkatkan perdagangan bilateral. Demikian pula, fokus Rusia pada ekspor energi menawarkan Indonesia peluang untuk mengamankan kesepakatan energi jangka panjang, memperkuat keamanan energi di tengah fluktuasi pasar global.
ADVERTISEMENT
Di sisi negatifnya, hubungan ekonomi yang lebih erat dengan BRICS dapat membuat Indonesia berpotensi terlalu bergantung pada Tiongkok, kekhawatiran yang disuarakan oleh para analis dan beberapa pembuat kebijakan Indonesia. Untuk mengurangi risiko ini, Indonesia harus memastikan bahwa diversifikasi perdagangan tetap menjadi prioritas dan bahwa manfaat keanggotaan didistribusikan secara merata di seluruh sektor utama.
Implikasi Strategis bagi ASEAN dan Politik Regional
Keterlibatan Indonesia dengan BRICS juga memiliki implikasi strategis bagi ASEAN. Sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, keputusan Indonesia untuk mempererat hubungan dengan blok BRICS dapat menginspirasi negara-negara ASEAN lainnya untuk menjajaki keselarasan serupa, yang akan mengubah keseimbangan geopolitik di kawasan tersebut. Namun, hal ini dapat menimbulkan ketegangan di dalam ASEAN, khususnya di antara para anggota yang khawatir akan pengaruh Tiongkok yang semakin besar dalam urusan regional.
ADVERTISEMENT
Indonesia juga harus mempertahankan peran kepemimpinannya di ASEAN dengan memastikan bahwa keanggotaannya di BRICS melengkapi, dan bukannya bertentangan dengan, komitmen regionalnya. Pendekatan yang seimbang akan sangat penting bagi Indonesia untuk memanfaatkan ASEAN dan BRICS bagi pembangunan nasional sambil menjaga stabilitas regional.
Kesimpulan
Partisipasi Indonesia dalam BRICS merupakan kalibrasi ulang yang signifikan terhadap kebijakan luar negeri dan strategi ekonominya. Meskipun keterlibatan tersebut menawarkan banyak peluang untuk perdagangan, investasi, dan pengaruh internasional, hal itu juga memerlukan pengelolaan risiko geopolitik yang cermat, khususnya terkait peran dominan Tiongkok dalam blok tersebut. Saat Indonesia memetakan arah baru dalam BRICS, kemampuannya untuk mempertahankan kepemimpinan regional dan menyeimbangkan kemitraan global akan menentukan keberhasilan jangka panjang dari pergeseran ini.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, bergabung dengan BRICS sejalan dengan aspirasi Indonesia untuk menjadi pusat kekuatan ekonomi global sekaligus memastikan pembangunan berkelanjutan. Tantangan ke depan terletak pada menavigasi lingkungan geopolitik yang kompleks, memastikan bahwa keterlibatan Indonesia dengan BRICS memperkuat kedudukan globalnya tanpa mengorbankan independensi atau pengaruh regionalnya.