Konten dari Pengguna

Mendampingi Anak Ujian

Sekolah Kembang
Menghadirkan perbedaan dan menciptakan pembelajar sepanjang hayat
7 April 2018 19:05 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:19 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sekolah Kembang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mendampingi Anak Ujian
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kata ujian biasanya menimbulkan kecemasan, baik untuk anak-anak maupun orang tua. Biasanya, karena ada ‘taruhan’ yang tinggi, ketidakpastian hasil, hingga beban materi yang harus dikuasai. Karena itu, ada usaha-usaha ekstra yang diberikan untuk mempersiapkan anak-anak agar dapat menghadapi ujian dengan baik.
ADVERTISEMENT
Bagaimana cara orang tua membantu anak agar mereka dapat menghadapi ujian?
Ilustrasi anak belajar dan membaca.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak belajar dan membaca. (Foto: Thinkstock)
Setiap anak adalah unik dan memiliki cara belajar masing-masing. Bagaimana cara belajar yang paling efektif? Membaca? Menulis kembali? Mendengarkan? Atau dengan melakukan praktik? Jika orang tua sudah mengenali gaya belajar anak, selanjutnya orang tua hanya perlu memantau dan memberi penguatan materi belajar pada anak.
orang tua harus membangun rasa percaya diri anak (Foto: thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
orang tua harus membangun rasa percaya diri anak (Foto: thinkstock)
Ujian adalah hal yang penting. Pastikan anak mengetahui hal ini. Namun, sampaikan juga bahwa hasil ujian bukanlah tujuan utama belajar. Ujian sekolah juga tidak selalu bisa mendefinisikan diri dan kecerdasan anak.
Hindari memberikan label negatif pada anak jika anak hasil ujian tidak sesuai dengan harapan. Yakinkan anak bahwa ia mungkin punya minat, bakat dan potensi di bidang lain, dan hal ini juga harus diyakini oleh orang tua. Ingat dengan kecerdasan majemuk?
ADVERTISEMENT
Anak-anak menulis diary (Foto: Thinstock)
zoom-in-whitePerbesar
Anak-anak menulis diary (Foto: Thinstock)
Cara ini cukup efektif untuk membantu mengendurkan ketegangan anak ketika akan menghadapi ujian. Dengan menulis, anak (dan orang tua) mendapatkan kesempatan untuk merefleksikan kembali hal-hal yang mereka anggap penting serta nilai yang mendefinisikan kesuksesan seseorang. Di sesi ini, orang tua dapat berbagi pengalaman saat menghadapi ujian, dan bahkan bisa memberi tips-tips ringan yang bisa membantu dalam mengatasi kendala saat ujian.
Ibu dan anak (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu dan anak (Foto: Thinkstock)
Meluangkan waktu bukan berarti orang tua hanya sekedar berada di dekat anak, tetapi sibuk mengerjakan pekerjaannya sendiri. Namun, orang tua berada dan dekat dengan anak secara fisik dan emosional. Tidak selamanya persiapan ujian dilakukan dalam bentuk belajar di rumah. Beberapa kegiatan yang dilakukan bersama anak adalah makan bersama, jalan-jalan, dan berolah raga.
ADVERTISEMENT
Kedekatan secara emosi ini dapat membangun kepercayaan diri anak dalam menghadapi tantangan ujian, karena anak merasa yakin dengan penerimaan orang tua pada dirinya atas apapun hasil ujian yang sudah ia lakukan
Ilustrasi anak membaca.  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak membaca. (Foto: Thinkstock)
Menjelang ujian, tak jarang orang tua, atau bahkan anak, menetapkan waktu belajarnya sendiri. Terlebih saat sehari menjelang ujian, menjadi hari yang tak berkesudahan untuk belajar. Terkadang waktu belajar yang panjang dapat membuat kondisi tubuh menjadi lelah, hingga sulit untuk menerima materi pelajaran.
Ajak anak mengatur waktu belajar yang memberi tubuh kesempatan beristirahat. Bentuk istirahatnya dapat berupa mendengarkan musik, membaca buku, melukis, dan sebagainya. Ingatlah bahwa cara belajar yang efektif adalah yang rutin dan tidak memaksakan diri.
ADVERTISEMENT