Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Pemuda LDII Ikuti Workhop Video Marketing Dispora Sulsel
16 April 2018 17:02 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Tulisan dari sekretariat ldiisulsel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
MAKASSAR – Pemuda di Sulawesi Selatan diajak untuk masuk ke dunia kewirausahaan melalui pengembangan potensi keterampilan dan kemandirian berusaha. Seiring perkembangan dunia informasi dan teknologi (IT), video marketing dianggap sebagai strategi jitu untuk memasarkan produk maupun jasa di dunia maya.
ADVERTISEMENT
Kabid Pemberdayaan Pemuda dan Kepramukaan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Sulawesi Selatan Megawati SE MM mengatakan, jika tidak kreatif, maka pemuda Indonesia akan tertinggal dari negara lain. “Untuk itu, pelatihan ini digelar untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan pemuda di bidang digital marketing,” katanya di sela-sela pelatihan IT bagi tenaga kepemudaan di Hotel Grand Imawan, Jalan Pengayoman, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (15/4/2018).
Hadir mengikuti pelatihan pemuda Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Sulawesi Selatan, UKM Maphan Universitas Negeri Makassar (UNM), Koalisi Perempuan Indonesia (KPI), Genetika, FBPTI, Formasi Negara, dan Gempita Selayar.
Selain itu, kata Megawati, pelatihan IT ini digagas dengan harapa memberi pemahaman tentang Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik. “Sebab salah satu tantangan masa kini adalah hoaks,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurut UU Kepemudaan Nomor 40 Tahun 2009, kata Megawati, yang dikatakan pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 sampai 30 tahun. “Pembangunan kepemudaan bertujuan untuk membentuk pemuda yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri, demokratis, bertanggungjawab, berdaya saing, serta memiliki jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan, dan kebangsaan,” papar Megawati.
Masalah yang dihadapi pemuda ialah motivasi yang rendah. Sebab itu, kata Megawati, Dispora memotivasi pemuda agar kreatif, bisa berdaya guna, dan berdaya saing. “Dispora memiliki program pengembangan kepemimpinan pemuda, program pengembangan kewirausahaan pemuda, dan program kepeloporan pemuda,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Ketua Forum Telematika Kawasan Timur Indonesia (KTI) Drs Hidayat Nahwi Rasul MSi mengemukakan, video marketing adalah alat atau tools bagi anak muda dalam menekuni bisnis. Sebab secara terarah netizen akan meninggalkan era tulisan. “Di era tulisan, begitu banyak persoalan, seperti hoaks dan penipuan. Orang sudah mulai tidak percaya pada foto, melainkan menginginkan sesuatu yang riil. Karena itu, mau tidak mau kita beralih ke platform video yang lebih canggih. Kita harus mengetahui seluk beluk cara membuat video pemasaran yang baik, sehingga produk kita bisa dipercaya orang,” ujar Hidayat yang juga Ketua Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Sulawesi Selatan ini.
ADVERTISEMENT

Dengan memanfaatkan video marketing, para netizen bisa mendapatkan keuntungan ekonomi. “Apa yang dilakukan Dispora kita sambut baik. Kita arahkan langsung pada pelatihan pembuatan video marketing. Agar anak-anak muda tidak asyik dengan hoaks. Tetapi asyik dengan video marketing,” kata Hidayat.
Memasuki era smart city, kata Hidayat, maka dituntut pula lahirnya smart people. Netizen diharap semakin dewasa dalam berinternet. “Ketika pemanfaatan media digital semakin luas, maka menuntut smart people. Persoalannya, sekarang kita belum melahirkan smart people secara baik,” katanya.
Hidayat mengatakan, apabila informasi publik dikelola dengan baik, maka dapat memudahkan kinerja pemerintah. “Informasi yang bernilai tambah bagi publik akan membawa kepentingan publik menjadi lebih baik. Mengelola informasi publik di era digital sebenarnya membuat tugas-tugas pemerintah semakin efisien dan efektif,” katanya.
ADVERTISEMENT
Dengan mendigitalkan data, maka persentuhan antara publik dengan kantor pelayanan lebih berorientasi pada data. “Sehingga pengelolaan informasi publik di era digital justru akan mengurangi hal-hal yang sifatnya emosional. Lebih banyak rasionalnya,” ungkap pengurus ICMI Orwil Sulawesi Selatan.
Adapun narasumber pelatihan video marketing, Ali Mustika Sari menyatakan, peluang pemanfaatan video marketing masih terbuka lebar. “Saat ini muncul fenomena terbaru dimana netizen lebih senang mencari informasi produk melalui video. Sebab netizen lebih percaya pada video,” kata Ali.
Pelaku video marketing, kata Ali, masih terbilang sedikit. “Sudah banyak orang yang bisa menulis, tetapi masih jarang orang yang membuat video yang berkualitas. Karena itu, peluangnya masih besar,” paparnya.
Contoh video marketing, kata Ali, ialah review produk. “Akhirnya orang bisa melakukan transaksi jual beli dengan informasi yang kita berikan,” katanya.
ADVERTISEMENT