Pesona 'Masjid' di Bengkalis yang Dibangun dari 3.700 Botol Bekas

Konten Media Partner
1 Juni 2019 17:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ribuan lampu colok terbuat dari 3.700 botol bekas minuman disulap menjadi sebuah bangunan mirip masjid dalam Festival Lampu Colok 2019, Jumat malam, 31 Mei 2019, di Desa Pedekik, Kecamatan Bengkalis, Bengkalis.
zoom-in-whitePerbesar
Ribuan lampu colok terbuat dari 3.700 botol bekas minuman disulap menjadi sebuah bangunan mirip masjid dalam Festival Lampu Colok 2019, Jumat malam, 31 Mei 2019, di Desa Pedekik, Kecamatan Bengkalis, Bengkalis.
ADVERTISEMENT
SELASAR RIAU, BENGKALIS - Sekitar 3.700 botol dan kaleng bekas minuman disusun jadi satu dalam rangkaian sebuah dummy yang terbuat dari kayu ubar. Di dalam ribuan botol dan kaleng bekas minuman tersebut terdapat minyak tanah plus sumbu untuk dibakar. Ribuan botol dan kaleng itu merupakan lampu colok yang dipasang saat malam 27 Ramadan.
Pemuda bergotong-royong membuat mal (dummy) dari kayu ubar kemudian dibentuk menggunakan kawat sesuai dengan gambar diinginkan.
Ribuan lampu yang membentuk miniatur sebuah masjid berhasil membuat kagum warga setempat. Pemasangan lampu colok ini merupakan tradisi yang biasa dilakukan oleh warga Bengkalis dalam menyambut malam 27 Ramadan yang jatuh pada 31 Mei 2019.
ADVERTISEMENT
Kehadiran ribuan lampu colok ini pun disambut baik warga setempat. Mereka pun berbondong-bondong mendatangi lapangan futsal untuk menyaksikan pertunjukan lampu colok khas tradisi warga negeri junjungan ini.
"Cantik yo, dan lampu coloknyo persis kayak mesjid aslinyo," ujar Wati, perempuan paruh baya saat menyaksikan lampu colok di desanya.
Pemuda bergotong royong membuat mal (dummy) dari kayu ubar kemudian dibentuk menggunakan kawat sesuai dengan gambar diinginkan.
Lampu-lampu colok itu kemudian diperlombakan oleh pemerintah setempat. Namanya, Festival Lampu Colok.
"Alhamdulillah, merupakan pengalaman pertama dan menjadi sejarah buat kami tahun ini dapat mengikuti festival lampu colok. Ini terlaksana berkat kerja sama masyarakat dan pemuda yang memiliki niat melestarikan budaya lampu colok tersebut," kata Ketua Pemuda Dusun III Desa Pedekik, Muhammad Akip.
Seorang pemuda desa membuat tempat letak lampu colok yang dihidupkan pada malam 27 Ramadan atau Jumat malam, 31 Mei 2019.
Ia menuturkan selain menampilkan lampu colok, para pemuda di Desa Pedekik juga menampilkan kreasi seni berupa tempat untuk berswafoto (selfie) agar momen ini bisa dijadikan buat kenangan.
ADVERTISEMENT
"Intinya, dengan momen ini dapat kita maknai juga untuk mempererat tali silaturahmi persaudaraan sesama kita di Desa Pedekik ini," harapnya.