news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Romy, Jangan Jengkal dan Bawa Ke Kutub Mana Ustad Abdul Somad

Konten Media Partner
7 Maret 2019 18:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
SANDIAGA Salahuddin Uno duduk berdampingan bersama Datuk Seri Ulama Setia Negara Ustad Abdul Somad, Sealsa 4 September 2018, saat proses tepuk tepung tawar di gedung Lembaga Adat Melayu Riau. (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
SANDIAGA Salahuddin Uno duduk berdampingan bersama Datuk Seri Ulama Setia Negara Ustad Abdul Somad, Sealsa 4 September 2018, saat proses tepuk tepung tawar di gedung Lembaga Adat Melayu Riau. (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
SELASAR RIAU, PEKANBARU - Berbagai cara dan upaya dilakukan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muchammad Romahurmuziy, untuk menjalankan misi "mematikan" pengaruh Ustad Abdul Somad (UAS) agar memilih Calon Presiden Petahana, Joko Widodo-KH Maruf Amin.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, upaya tersebut mendapat perlawanan dan ketidaksukaan dari tokoh Melayu Riau yang juga Ketua Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Pelalawan, Datuk Seri Tengku Zulmizan Farinja Assagaf.
Ia mengatakan, sebagai ulama sekaligus tokoh masyarakat Melayu Riau bergelar Datuk Seri Ulama Setia Negara, Ketua Umum PPP, Romahurmuziy, jangan mencoba-coba menjengkal Ustad Abdul Somad.
"Saran saya, si Romi tidak mencoba-coba menjengkal UAS, karena tidak akan terjengkal olehnya! UAS itu. Ia adalah "samudera yang amat luas dan dalam," kata Tengku Zulmizan Assagaf kepada SELASAR RIAU, Kamis, 7 Maret 2019.
TENGKU Zulmizan Assagaf bersama Ustad Abdul Somad. (Foto: Koleksi Pribadi)
Romy, mendapat "tugas" khusus untuk menaklukan UAS untuk tidak lagi menampakkan kekritisisannya kepada pemerintahan saat ini. Kencenderungan tersebut dianggap kubu Jokowi-Maruf sebagai dukungan terhadap Capres Prabowo_Sandi.
ADVERTISEMENT
"Apalagi sekarang ini kita tampaknya telah mulai masuk masa fitnah akhir zaman. Umat (Islam) sangat butuh ulama yang lurus sebagai penuntun. Ulama pewaris Nabi yang tunak dengan keulamaannya dan bisa dipercayai umat (Islam). UAS telah menyebut dirinya sebagai "Suluh di Tengah Kegelapan". Umat sangat membutuhkan "suluh" itu supaya jalannya selalu terang-benderang dan tidak tersesat," ungkap Zulmizan.
Ia kemudian mengutip pesan disampaikan Imam Syafii ketika ditanya muridnya. "Ulama seperti apa kami harus ikuti di akhir zaman, wahai Guru?" Dijawab Imam Syafii. "Ikutilah olehmu Ulama dibenci oleh kaum kafir, kaum munafik dan kaum fasik! Dan jauhilah olehmu ulama disenangi kaum kafir, kaum munafik dan kaum fasik!"
Mencermati fenomena selama ini, jelas Zulmizan, rasanya kita sangat bisa menilai, UAS itu tergolong ulama yang mana? "Kutub" yang mana?
ADVERTISEMENT
Selama ini, di setiap ceramah atau dakwahnya, UAS selalu mengkritisi pemerintahan saat ini dipimpin Jokowi. Tanda-tanda UAS mendukung Prabowo-Sandi terlihat saat Sandiaga diawal-awal pencalonannya sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres), ditepuk tepung tawar langsung oleh UAS.
Tak hanya itu, UAS juga duduk berdampingan dengan Sandiaga Uno di tempat terhormat dalam majelis diselenggarakan oleh Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau, Selasa, 4 September 2018 tersebut.
Kala Presiden Jokowi menerima gelar adat Datuk Seri Setia Amanah Negara dari LAM Riau, Sabtu, 15 Desember 2018, sama sekali tak terlihat Datuk Seri Ulama Setia Negara Ustad Abdul Somad.
"Beliau beberapa kali dipersekusi kelompok tertentu. UAS selama ini walaupun tidak vulgar, umat tetap dapat membaca sikapnya dari gestur tubuhnya. Jangan Romi atau pihak lain coba-coba menyeret UAS keluar dari "kutub" tersebut ke "kutub yang satu lagi" atau ke "tengah" pinta Zukmizan.
ADVERTISEMENT