Emak-emak Pedagang Pasar Ancam Telanjang Jika Pemkab Pindahkan Lokasi Berdagang

Konten Media Partner
11 Februari 2021 20:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ANGGOTA Satpol PP dibantu polisi dan tentara menertibkan pedagang yang berjualan di Pasar Segitiga, Perawang, Siak, Riau.
zoom-in-whitePerbesar
ANGGOTA Satpol PP dibantu polisi dan tentara menertibkan pedagang yang berjualan di Pasar Segitiga, Perawang, Siak, Riau.
ADVERTISEMENT
SELASAR RIAU, SIAK - Puluhan pedagang di Pasar Segitiga, Perawang, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, menolak direlokasi pemerintah. Mereka mengancam akan telanjang jika hal itu dilakukan.
ADVERTISEMENT
"Kami hanya mencari makan di sini. Itupun dilarang. Dimana keadilan bagi kami, kami bukan teroris. Kalau tetap juga dipaksa pindah, kami akan telanjang disini," teriak sejumlah emak-emak yang berjualan di pasar itu, Kamis (11/2/2021).
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Siak rencananya memindahkan pedagang ke Pasar Rakyat Tuah Raja, Perawang, tak jauh dari Pasar Segitiga.
Pemindahan itu dilakukan lantaran Pemkab Siak rencananya akan membikin taman di pasar masuk dalam kawasan PT Bumi Siak Pusako (BSP) tersebut.
"Lahan Pasar Segitiga ini merupakan milik perusahaan BOB PT BSP. Rencananya, kawasan itu akan dibangun taman," kata Kepala Disperindag Siak, Wan Ibrahim.
Karena mau dibikin taman, lanjut Ibrahim, Disperindag akan memindahkan para pedagang ke Pasar Rakyat Tuah Raja. Di sana mereka juga dijanjikan ditindak dipungut biaya.
ADVERTISEMENT
"Lapak penggantinya sudah kita siapkan, bahkan tidak dikenakan biaya" ujarnya.
Rencana pembangunan taman di Pasar Segitiga juga dibenarkan perwakilan BOB PT BSP bagian pertanahan, Nofriandi.
Bahkan, kata Nofriandi, pihaknya sudah berkali-kali lakukan mediasi dengan para pedang.
"Kita sudah lakukan mediasi berkali-kali sebelum pemasangan plang pemindahan dilakukan hari ini," katanya.
Soal adanya penolakan dari pedagang, pihak BOB akan menunggu kebijakan dari pemerintah daerah dan kepolisian.
"Kita masih menunggu keputusan dari pemerintah dan kepolisian atas penolakan itu. Harapan kita, para pedagang jangan anarkis," pungkasnya.
Laporan: SAHRIL RAMADANA