Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan, jangan sampai Indonesia yang merdeka dengan peran dan andil umat Islam, terpecah-belah akibat akibat konflik sesama muslim, seharusnya tak perlu terjadi.
Dalam Islam, ujar Gus Ghofur, mencintai kebangsaan (Indonesia) tidak boleh melebihi cintanya kepada agama (risalah keagamaan). Begitu juga sebaliknya.
Dua risalah tersebut, keagamaan dan kebangsaan seiring sejalan. Sehingga tak memunculkan sikap fanatik akan sesuatu.
"Nabi Muhammad SAW itu bangga akan (bangsa) Arabnya. Dengan kebanggaannya itu, ia memerdekakan jazirah Arab dari bangsa Romawi, Persia, dan Habasyah di Yaman. Cinta bangsa itu naluriah, namun jangan menjelekkan bangsa lain" ungkap anak ulama kharismatik Nadhlatul Ulama (NU) almarhum KH Maimun Zubair (Mbah Maimun), Kamis, 19 Desember 2019, di depan ratusan mahasiswa Universitas Lancang Kuning (Unilak) dalam Safari Pencerahan keempat perguruan tinggi di Pekanbaru.
ADVERTISEMENT
Gus Ghofur kemudian memberikan contoh, bagaimana umat Islam di Indonesia diminta untuk belajar ke negara-negara muslim di jazirah Arab.
Padahal, muslim Arab sendiri ingin mencontoh Indonesia, tanpa ada konflik antar-sesama pemeluk agama Islam.
Senior Ustad Abdul Somad (UAS) tersebut menjelaskan, persatuan sudah terbentuk saat ini dibingkai dengan sebuah negara bernama Indonesia, modal besar memajukan Islam itu sendiri.
Bandingkan dengan di tanah Arab, antara Sunni-Syiah berkonflik, satu negara dengan negara lainnya saling perang, bunuh-membunuh sesama Islam.
"Saya tak paham, seperti apa paham keislaman dan kebangsaan di Timur Tengah. (Mereka) saling bunuh, bom, bahkan teman saya sedang mengajar di masjid, juga dibom di Suriah sana. Mereka itu (Muslim Arab) ingin belajar ke Indonesia, bagaimana bisa akur sesama pemeluk Islam," tutur lulusan Ilmu Tafsir Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.
ADVERTISEMENT
Safari Pencerahan ke empat perguruan tinggi tersebut dimulai sejak kemarin, Rabu, 18 Desember 2019, dari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska), dilanjutkan siangnya ke Universitas Riau (Unri) dan diakhir tausiyah di Pondok Pesantren Dar el Hikmah.
Hari kedua ini, Kamis pagi, Gus Ghofur memulai pencerahannya ke Universitas Lancang Kuning (Unilak), lalu Universitas Islam Riau (UIR) siangnya, serta diakhiri Dialog Kebangsaan dengan aktivis organisasi ekstra kampus, seperti PMII, IMM, GMKI, GMNI dan kelompok Cipayung lainnya.
Rencananya, esok hari, Jumat, 20 Desember 2019, Gus Ghofur akan mengisi Maulid Nabi di depan prajurit TNI/Polri, di Masjid Agung An-Nur hingga jelang Salat Jumat.
Usai Salat Jumat, Gus Ghofur beserta rombongan akan kembali ke Semarang, Jawa Tengah, melalui Jakarta.
ADVERTISEMENT