Hilangnya Empati Warga saat Asyik Rekam Aksi Orang Gila Tanpa Busana

Konten Media Partner
13 Juli 2019 21:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
AKSI orang gila tanpa busana menari-nari di atap mobil dikendarai dr Metha Chlariza, Sp.OG, Kamis, 11 Juli 2019. Warga bukannya datang membantu, malah asyik merekam. Hilangnya empati ke korban.
zoom-in-whitePerbesar
AKSI orang gila tanpa busana menari-nari di atap mobil dikendarai dr Metha Chlariza, Sp.OG, Kamis, 11 Juli 2019. Warga bukannya datang membantu, malah asyik merekam. Hilangnya empati ke korban.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
SELASAR RIAU, PEKANBARU - Saat orang gila naik ke atap mobilnya dan menari-nari serta menginjak-injak mobil bagian atas, dalam benak dr Metha Chlariza, Sp.OG, berkecamuk apa yang harus ia lakukan.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, ia masih diliputi rasa takut, khawatir dan syok orang gila tanpa benang sehelai pun tiba-tiba naik ke atap saat mobil dikendarainya sejak keluar dari Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru di Jalan Sudirman.
Perasaan itulah kemudian membuat Metha memutuskan untuk selalu menekan tombol klakson mobil dikendarainya guna menarik perhatian orang banyak.
"Saya kecewa, upaya saya untuk meminta bantuan dan pertolongan warga serta pengendara lainnya dengan mengklakson, sia-sia," kata dr Metha Chlariza, Sp.OG kepada SELASAR RIAU, Sabtu, 13 Juli 2019.
Warga dan pengendara lainnya, cerita Metha, malah asyik dengan gadget mereka dengan merekam aksi orang gila tersebut. Ia merasa, orang-orang merekam sudah tak miliki empati ke dirinya sebagai korban.
ADVERTISEMENT
Metha merasa, apa dilakukan orang gila dengan aksinya tersebut, sudah diskenariokan untuk menarik perhatian orang lain. Padahal, ia sama sekali tidak kenal dengan tindak memalukan itu.
"Empati di warga kita saya rasa sudah mulai luntur. Mereka malah asyik merekam aksi orang gila, bukan malah membantu saya yang butuh pertolongan dan bantuan orang lain," katanya dengan nada terbata-bata.
Setelah tak mendapat respon dan bantuan pengendara lainnya, akhirnya Metha menelepon suaminya. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya.
Jika ia berhenti mendadak dengan menekan rem, Metha khawatir orang gila tersebut jatuh ke jalan dengan kemungkinan terburuk pelaku tertabrak mobil disopirinya.
"Ya Allah, saya panik ketika itu. Kayak mana mau berhenti. Saya marah ke warga dan pengendara yang tak mau membantu. Jika saya berhenti, namanya orang gila, ia bisa berbuat apa saja, termasuk mencelakai diri saya dan mobil saya kendarai," kata Metha.
ADVERTISEMENT
Apalagi, tuturnya, saat orang gila yang telanjang bulat itu tiba-tiba turun seluncuran di bagian depan mobil, membelakangi bokongnya.
"Bagaimana saya tidak takut melihaty itu semuanya. Mereka sama sekali tak tahu saya ketakutan di dalam mobil sendirian. Padahal saya sudah membunyikan klakson berkali-kali guna menarik perhatian banyak orang," kata Metha mengenai upaya dilakukannya.
Metha bisa saja melaju dengan kencangnya dengan tiba-tiba menekan rem hingga membuat orang gila tersebut terjatuh.
"Saya masih punya hatilah. Saya tak mungkin lakukan hal itu, saya dokter. Pelan-pelan saya kendarai mobil sambil berpikir, apa yang harus saya lakukan," pungkasnya.
Aksi orang gila naik ke atap mobil dokter Metha Chlariza terjadi pada Kamis, 11 Juli 2019, sekitar pukul 16.00 WIB. Ketika itu, ia sedang pulang usai praktik di RS Awal Bros menuju rumahnya.
ADVERTISEMENT
Pas keluar dari rumah sakit, terjadi kemacetan, tepat di depan Indomaret dan jembatan penyeberangan orang. Ketika itulah, orang gila tanpa busana tiba-tiba naik ke atap mobilnya hingga akhirnya ia turun di depan SPBU Jalan Sudirman, samping Kantor BPK Riau.