Inilah Pemicu Ibu Muda di Pekanbaru Racuni 3 Bayinya dan Gantung Diri

Konten Media Partner
17 November 2020 20:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
KAPOLSEK Tenayan Raya, Pekanbaru, Kompol Muhammad Hanafi, memperlihatkan posisi gantung diri seorang ibu berusia 27 tahun usai meracuni ketiga anaknya masih bayi, Selasa (17/11/2020).
zoom-in-whitePerbesar
KAPOLSEK Tenayan Raya, Pekanbaru, Kompol Muhammad Hanafi, memperlihatkan posisi gantung diri seorang ibu berusia 27 tahun usai meracuni ketiga anaknya masih bayi, Selasa (17/11/2020).
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
SELASAR RIAU, PEKANBARU - Miris. Dipicu rencana suami hendak jual rumah untuk modal kerja di masa sulit pandemi Virus Corona, membuat NSW (27), gelap mata.
ADVERTISEMENT
Pemicu ini membuat NSW dan suaminya, PNG (28), bertengkar. Akhirnya, sang istri mengambil keputusan untuk meracuni tiga anak-anaknya berusia 2 tahun serta si kembar berumur 6 bulan, sebelum akhirnya mengakhiri hidup dengan gantung diri.
"Dari pengakuan suami, PNG (28), mereka bertengkar sebelum sang istri (memutuskan) gantung diri," kata Kapolsek Tenayan Raya, Kompol Muhammad Hanafi, Selasa (17/11/2020), saat dilakukan rekonstruksi di rumah pasangan muda ini.
NSW gantung diri usai meracuni tiga anaknya. Anak pertama perempuan usia 2 tahun, sedangkan anak kedua dan ketiga kembar berumur 6 bulan.
Seorang dari anak kembar selamat dan kini diasuh oleh nenek dari pihak ayahnya di Labersa, Siak Hulu, Kampar.
Keputusan mengakhiri hidup dengan meracuni anak sendiri masih bayi dan gantung diri terjadi Senin (16/11/2020), di Komplek Perumahan Mutiara Kulim, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru.
ADVERTISEMENT
"Pertengkaran itu terjadi karena suami ingin menjual rumah untuk tambahan modal usaha lain. Akan tetapi istri menolak dan bersikeras tidak mau menjual rumah saat ini ditempati," kata Kompol Hanafi.
Kapolsek Tenayan Raya menjelaskan, PNG bekerja sebagai sopir alat-alat motor dan sering keluar daerah. Namun, karena pandemi COVID-19, PNG jarang keluar kota dan berkeinginan mencari modal guna membuka usaha lain.
"Suaminya bekerja sebagai sopir penjualan alat-alat motor keluar daerah. Namun karena pandemi, PNG jarang keluar kota," jelasnya.
Hanafi memastikan, keputusan pahit itu bukan didasari faktor ekonomi, melainkan karena pertengkaran antarsuami istri semata.
“Sang suami meminta istrinya untuk menenangkan diri dan pergi jalan-jalan supaya emosinya mereda. Namun istri tetap merasa emosi,” pungkas Kompol Hanafi.
ADVERTISEMENT
Laporan: DEFRI CANDRA