Inilah Tradisi Melayu saat Anak-anak Mau Disunat

Konten Media Partner
26 Desember 2019 18:49 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ANAK-ANAK yang hendak mengikuti sunat, sedang berendam di air sebagai bagian dari prosesi adat-istiadat Melayu.
zoom-in-whitePerbesar
ANAK-ANAK yang hendak mengikuti sunat, sedang berendam di air sebagai bagian dari prosesi adat-istiadat Melayu.
ADVERTISEMENT
SELASAR RIAU, PANGKALAN KERINCI – Ada hal berbeda dilakukan di waktu libur sekolah saat sekarang ini oleh PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) dan Asia Pacific Rayon (APR) menggandeng Lembaga Adat Melayu Riau Kabupaten Pelalawan.
ADVERTISEMENT
Puluhan anak-anak jadi peserta sunat massal dengan mengikuti rangkaian prosesi adat Melayu mulai dari berzanji, tepung tawar, mandi berendam dan menjulang atau mengangkat anak di pundak.
“Karena kita berada di bumi melayu, kita punya suatu keharusan melestarikan dan menanamkan nilai adat budaya serta bersamaan menegakkan agama Islam" ungkap Ketua Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAMR Pelalawan, Tengku Zulmizan Farinja Assegaf, Selasa, 24 Desember 2019.
Ia menjelaskan, sunat massal kali ini bukan sembarang bersunat, tapi juga beradat.
ANAK-ANAK yang sudah berendam, kemudian dijulang atau diangkat oleh orang-orang tua ke pundak.
Bersunat berarti melaksanakan ketentuan Islam. Sunat wajib bagi anak laki-laki yang mulai memasuki akil baligh.
Sementara itu, Wakil Bupati Pelalawan, Zardewan, mengapresiasi dukungan diberikan RAPP dan APR yang sangat bermanfaat bagi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Ia berharap program seperti ini berkelanjutan karena membantu warga membutuhkan.
“Kegiatan amal itu sebagai pengabdian dan perhatian perusahaan terhadap masyarakat yang membutuhkannya. Semoga bisa menginsipirasi perusahaan lain,” ujar Zardewan dalam rilis diterima Selasar Riau.
Stakeholder Relation Manager (SHR) RAPP wilayah Pelalawan, Mabrur AR mengatakan, kegiatan sosial diadakan kedua perusahaan ini merupakan bagian dari komitmen dari Sustainability Development Goals (SDG) APRIL poin ketiga, kesehatan dan kesejahteraan yang baik.
“Selain sebagai bentuk pelestarian budaya melayu, dari kegiatan ini diharapkan bisa memberikan dampak yang berlipat ganda bagi masyarakat,” tutupnya.
TETUA Melayu sedang menepung tawar anak-anak sebelum dilakukannya sunat.